Transaksi e-money naik, uang palsu makin sedikit



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menemukan, uang rupiah palsu yang beredar dan sudah ditarik per Januari hingga Juni 2012 mencapai 41.080 lembar. Volume itu setara dengan rata-rata empat lembar per 1 juta lembar UYD (uang yang diedarkan). Rasio tersebut turun dua lembar dibandingkan periode yang sama tahun 2011 lalu. Nominal rupiah yang paling banyak dipalsukan adalah Rp 100.000 sebanyak 21.497 lembar atau setara dengan 52,33% dari total uang palsu yang ditemukan. Sementara pecahan Rp 50.000 menduduki urutan kedua paling banyak dipalsukan dengan 17.260 lembar atau setara dengan 42,02% dari total seluruh uang rupiah palsu. Adapun daerah penyebaran uang rupiah palsu terbesar ada di wilayah Jabodetabek yakni mencapai 11.758 lembar. Disusul oleh Jawa Barat yang mencapai 9.879 lembar, Jawa Timur terdapat 8.815 lembar temuan uang palsu. Sementara posisi empat dan lima adalah Jawa Tengah dengan 5.452 lembar dan Lampung dengan 1.759 lembar uang rupiah palsu. Menurunnya rasio uang palsu ini kemungkinan besar disumbang oleh semakin tingginya transaksi masyarakat yang menggunakan uang elektronik.

Terlebih beberapa bank di Indonesia mulai memperkenalkan beberapa kartu pre-paid seperti Flazz oleh BCA, E-Toll, Indomaret Card dan Gazz Card oleh Mandiri, Brizzi yang dikeluarkan oleh BRI dan BNI yang juga memperkenalkan BNI Pre-Paid. Namun, Sekjen Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Dodit W Probojakti bilang penggunaan kartu pre-paid dan kartu debit di Indonesia belum sebesar di negara-negara lainnya. "Di Indonesia, jumlah transaksi kartu pre-paid baru 11 juta transaksi sebulan, sedangkan di Hongkong 13 juta sehari," jelasnya. "Perkembangan untuk transaksi ini masih luar biasa. Apalagi jika enam perusahaan yang menerbitkan pre-paid bersatu, bisa jadi keuntungan sendiri bagi konsumer," pungasnya.

Oleh sebab itu, BI sebagai otoritas moneter sangat menggebu mendorong masyarakat menggunakan uang elektronik atau e-money untuk bertransaksi sekaligus menekan jumlah peredaran uang palsu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: