KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mining Industry Indonesia (MIND ID) siap berpartisipasi dalam pembentukan bullion bank atau lazim disebut bank emas. Holding industri pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akan berkontribusi melalui anak usahanya, terutama PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) alias Antam. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan, pembentukan bullion bank merupakan langkah strategis yang bisa memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional. Pasalnya, transaksi emas saat ini tidak terdaftar. Berbeda dengan perputaran uang yang dapat terlacak dan terdaftar di rekening.
"Kalau punya emas nggak terdata, artinya itu merupakan aset yang tidak terdata, sayang buat negara. Maka penting untuk kita membuat bullion bank," terang Dilo saat ditemui pada Selasa (26/11). Padahal, Dilo bilang bahwa transaksi emas bisa mencapai 70 ton dalam setahun, dengan estimasi nilai sekitar Rp 100 triliun. "Tapi transaksinya tidak tercatat, kan sayang. Padahal kalau ini bisa tercatat, bisa jadi ada fisik penyimpanan yang benar, itu akan menjadi generator pertumbuhan ekonomi," imbuh Dilo.
Baca Juga: Ada Bullion Bank, Bagaimana Nasib Bisnis Emas Bank Syariah? MIND ID dan Antam akan lebih bertindak sebagai penyedia produk. Dus, perusahaan tambang plat merah ini tidak bisa berjalan sendiri dalam pembentukan bullion bank ini. Dilo bilang, perlu kerja sama dengan pihak perbankan yang memiliki izin terkait remitansi. Dengan begitu, akan ada pembicaraan lebih lanjut dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Pasti kajian nggak hanya dilakukan pada level MIND ID, tapi di level Himbara yang lainnya kan juga sama. Karena nggak bisa sendiri, itu akan melibatkan beberapa institusi, termasuk dari sisi governance-nya OJK," tandas Dilo. Pengelolaan emas melalui bullion bank atau bullion services disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Hal itu disampaikan Erick dalam acara perjanjian jual beli logam emas antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Antam pada Kamis, 7 November 2024. Mengutip keterangan resmi dari laman Kementerian BUMN, Erick mengungkapkan kerja sama tersebut akan memberikan penghematan besar, karena dapat mengikis ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, terutama emas batangan. "Dengan Freeport memproduksi 50 ton, Antam 30 ton, ada penghematan cadangan devisa hingga Rp 200 triliun dalam 5 tahun," kata Erick dalam siaran pers beberapa waktu lalu. Erick mendorong kerja sama tersebut juga diperluas ke sejumlah BUMN lain. Erick berencana membentuk bullion services melalui sinergi antara BUMN seperti Pegadaian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) atau BRI, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (
BRIS) alias BSI untuk meningkatkan hilirisasi dan performa BUMN sebagai benteng ekonomi nasional.
"Bank ini nantinya akan mendukung perdagangan logam di Indonesia dan mendorong tabungan emas sebagai salah satu pilihan investasi masyarakat. Tabungan emas ini perlu kita dorong sebagai opsi bagi masyarakat Indonesia ke depan," ungkap Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari