JAKARTA. Volume transaksi multilateral di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ditopang oleh produk emas dan timah. Sepanjang kuartal I-2015, pelaku pasar lebih antusias bertransaksi pada dua komoditas tersebut. Mengutip data PT BKDI, total volume transaksi multilateral emas selama tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebanyak 21.352 lot. Volume transaksi emas relatif stabil dari bulan Januari hingga Maret 2015. Sementara total volume transaksi multilateral timah sepanjang kuartal I-2015 menorehkan angka 3.906 lot. Volume transaksi timah menunjukkan kenaikan dari bulan Januari hingga Maret 2015. Di sisi lain total volume transaksi CPO dan olein pada tiga bulan mencapai 128.589 lot. Meski volume transaksinya paling besar namun volume transaksi CPO dan olein menunjukkan penurunan dari bulan Januari hingga Maret 2015. Head of Product Development PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia Stella Novita Lukman menjelaskan, penurunan volume transaksi CPO merupakan imbas dari adanya wacana pemberlakuan pungutan ekspor produk sawit atau CPO Supporting Fund (CSF) kepada eksportir CPO Indonesia.
Transaksi emas dan timah paling banyak di BKDI
JAKARTA. Volume transaksi multilateral di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ditopang oleh produk emas dan timah. Sepanjang kuartal I-2015, pelaku pasar lebih antusias bertransaksi pada dua komoditas tersebut. Mengutip data PT BKDI, total volume transaksi multilateral emas selama tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebanyak 21.352 lot. Volume transaksi emas relatif stabil dari bulan Januari hingga Maret 2015. Sementara total volume transaksi multilateral timah sepanjang kuartal I-2015 menorehkan angka 3.906 lot. Volume transaksi timah menunjukkan kenaikan dari bulan Januari hingga Maret 2015. Di sisi lain total volume transaksi CPO dan olein pada tiga bulan mencapai 128.589 lot. Meski volume transaksinya paling besar namun volume transaksi CPO dan olein menunjukkan penurunan dari bulan Januari hingga Maret 2015. Head of Product Development PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia Stella Novita Lukman menjelaskan, penurunan volume transaksi CPO merupakan imbas dari adanya wacana pemberlakuan pungutan ekspor produk sawit atau CPO Supporting Fund (CSF) kepada eksportir CPO Indonesia.