Transaksi emas di BKDI berkilau



JAKARTA. Volume transaksi emas di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) sepanjang bulan Januari 2015 naik 37,6% dibandingkan bulan Desember 2014 menjadi 7.299 lot. Harga kontrak emas di BKDI juga semakin berkilau. Sepanjang Januari, harga emas kontrak GOLDGR naik 9,57% menjadi Rp 529.100 per gram. 

Transaksi emas berhasil menopang total volume transaksi multilateral BKDI bulan lalu mencapai 60.374 lot atau naik 8,3% dibandingkan realisasi bulan sebelumnya. Selain emas, volume transaksi crude palm oil (CPO) naik 6,34%. Adapun transaksi timah turun cukup tajam sebesar 29,3% dibandingkan Desember 2014.

Stella Novita Lukman, Head of Product Development BKDI, mengatakan, kenaikan transaksi emas ditopang oleh tingginya permintaan dalam negeri seiring dengan meningkatnya kesadaran investor lokal terhadap aset safe haven. 


Sementara penurunan transaksi timah merupakan imbas dari perlambatan ekonomi negara importir timah batangan Indonesia, seperti China dan Amerika Serikat (AS). "Meskipun turun dibanding bulan Desember, volume transaksi timah naik 33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ungkap Stella kepada KONTAN.

Tahun ini, BKDI menargetkan pertumbuhan transaksi multilateral sebesar 20%. Untuk menggapai target itu, pihaknya akan lebih gencar melakukan sosialisasi dan promosi ke para pelaku pasar lokal dan internasional. 

Direktur Utama PT BKDI Megain Widjaja mengungkapkan, CPO tetap menjadi tulang punggung kontrak multilateral. Meski hanya mencatatkan kenaikan tipis dibandingkan bulan sebelumnya, CPO konsisten berkontribusi besar terhadap total volume transaksi multilateral.

Megain menyadari, tantangan ke depan semakin besar. Apalagi Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Di sisi lain, ada peluang Indonesia berkesempatan besar memperluas industri berjangka dan komoditi. “Kami menjalin kerjasama bilateral dengan bursa dan lembaga kliring luar negeri,” ungkap Megain.

Dalam waktu dekat, BKDI akan meluncurkan kontrak-kontrak baru untuk memberikan diversifikasi kontrak bagi para pelaku pasar. Sntara lain karet dan CPO dalam denominasi dollar AS.

Selain itu, BKDI juga berencana meluncurkan kontrak Emas UBS dan kontrak berjangka finansial, seperti suku bunga, yaitu Jakarta Inter Bank Offer Rate (JIBOR) dan kontrak valuta asing pada tahun ini.

Target lain, BKDI berharap dapat tercatat dalam kategori 30 besar bursa terbesar di dunia. Sebagai informasi, tahun lalu, BKDI telah diperhitungkan oleh dunia internasional dan masuk dalam daftar 50 bursa terbesar di dunia.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menilai, emas masih merupakan komoditas yang paling diminati investor. Namun, seiring prospek kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed), investor mulai mengurangi posisi mereka terhadap emas, baik secara kepemilikan fisik maupun bertransaksi di bursa berjangka. 

Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan bertahap. Kondisi ini membatasi harga emas. "Meski demikian, penurunan harga emas terjaga oleh kondisi Yunani. Ketidakpastian restrukturisasi utang Yunani menahan kejatuhan emas," ujar Agus.

Hingga pertengahan tahun ini Agus memprediksi, harga emas di pasar spot akan berada di kisaran US$ 1.130 sampai US$ 1.300 per ons troi. Sementara hingga akhir tahun, emas diperkirakan bergerak di level US$ 1.000 hingga US$ 1.345 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto