Transaksi ETF di pasar primer dinilai lebih likuid



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi produk Exchange Trade Fund (ETF) di pasar primer dinilai lebih likuid ketimbang transaksi produk serupa di pasar sekunder.

Direktur Indo Premier Sekuritas, Noviono Darmosusilo mengatakan, saat ini masih terdapat mispersepsi pada sebagian investor sehingga seolah-olah ETF tampak tidak likuid. Mispersepsi tersebut kemungkinan terjadi karena investor belum menyadari likuiditas ETF di pasar primer.

Dia menjelaskan, harga ETF di pasar primer langsung diambil berdasarkan bid dan over dari underlying saham-saham acuannya.  Dalam hal ini, investor berpeluang mendapatkan harga terbaik ketika bertransaksi ETF di pasar primer. “Transaksi ETF di pasar primer sangat likuid karena di situlah likuiditas ETF yang sebenarnya,” kata Noviono, Kamis (3/5).


Hal yang berbeda terjadi ketika transaksi ETF dilakukan di pasar sekunder. Harga suatu ETF di pasar tersebut dibentuk berdasarkan permintaan dan penawaran.

Senior Research Analyst Infovesta Utama, Praska Putrantyo menyampaikan, kendati transaksi ETF di pasar primer tergolong likuid, belum banyak investor ritel yang melakukan transaksi di pasar tersebut. Dengan kata lain, investor institusi lebih mendominasi perdagangan ETF di pasar primer.

Hal ini lantaran biaya minimum investasi ETF di pasar primer relatif tinggi atau sekitar Rp 50 juta per satu basket (100.000 unit). Di sisi lain, biaya minimum investasi ETF di pasar sekunder biasanya hanya mencapai Rp 50.000 per 100 unit. “Hanya investor ritel tertentu saja yang masuk ke pasar primer,” tutur Praska.

Noviono berpendapat, pada dasarnya investor ritel masih berpeluang besar untuk bertransaksi ETF di pasar primer. Sebab, bila dibandingkan dengan negara lain, biaya minimum investasi ETF di pasar primer Indonesia masih tergolong murah. Ini mengingat dealer partisipan memiliki kemampuan untuk membuat harga unit ETF menjadi lebih terjangkau.

“Di Amerika Serikat, harga 1 basket ETF kurang lebih mencapai US$ 50.000 atau sekitar Rp 600 juta,” terangnya.

Dia pun menambahkan, sosialisasi dan edukasi menjadi solusi paling efektif untuk meyakinkan investor ritel akan keunggulan transaksi ETF melalui pasar primer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi