Transaksi Flazz BCA naik 166% di bulan Februari 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengamini, pertumbuhan transaksi uang elektronik perseroan sampai awal tahun 2018 cukup pesat.

Direktur BCA Santoso Liem mengungkapkan untuk transaksi pembayaran menggunakan Flazz (uang elektronik BCA) saja frekuensinya naik sebanyak 166% sampai akhir Februari 2018. Meski tidak merinci secara detil, dari sisi nominal transaksinya pun bisnis uang elektronik perseroan ini juga tumbuh sebesar 257% bila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2017.

Menurutnya, salah satu penopang paling besar kenaikan transaksi uang elektronik antara lain implementasi sistem pembayaran jalan tol yang mewajibkan menggunakan uang elektronik berbasis kartu.


Atas hal itu, tahun ini bank swasta terbesar di Indonesia itu akan mendorong transaksi uang elektronik di transportasi umum dan jalan tol.

"Tahun ini memang paling utama ada di tol, sisa-sisanya seperti transportasi umum, pembayaran parkir dan merchant itu relatif secara frekuensi tidak terlalu signifikan," ungkap Santoso kepada Kontan.co.id, Kamis (22/3).

Sementara dari sisi jumlah kartu sendiri, ada lonjakan kenaikan cukup signifikan dari BCA. Tercatat sampai bulan Februari 2018 jumlah kartu flazz sudah mencapai 14,7 juta kartu, meningkat dari posisi Februari 2016 sebanyak 10 juta kartu. Pun, untuk tahun ini BCA tidak mematok pertumbuhan, alasannya permintaan akan uang elektronik tiap tahun terus meningkat, bahkan tak jarang melebihi target yang dipasang oleh BCA.

"Posisi Februari 2017 itu sekitar 10 juta kartu, itu pun kami sudah melakukan pembersihan, kenaikannya hampir 45% dari segi jumlah kartu," tambahnya. Sebagai tambahan informasi saja, sampai dengan Februari 2018, Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah uang elektronik beredar sudah mencapai 200,87 juta. Jumlah ini meningkat drastis bila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2017 sebesar 106,65 juta.

Bila dihitung secara persentase, jumlah tersebut meningkat drastis mencapai 88,34%. Jumlah yang tinggi ini salah satunya ditopang oleh semakin banyaknya pemain bisnis uang elektronik di Indonesia. Catatan BI, saat ini perusahaan yang sudah terdaftar sebagai penerbit uang elektronik mencapai 27 perusahaan. Adapun, sebelas diantaranya berasal dari industri perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia