KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk gold, oil, and forex (GOFX) milik Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) alias Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) nampaknya belum bisa memberikan performa yang baik. Transaksi kontrak multilateral teranyar ini secara kumulatif sejak 18 Januari lalu mencapai lebih dari 20.000 lot. Chief Executive Officer (CEO) ICDX Lamon Rutten mengatakan pencapaian tersebut masih jauh di bawah target. Sebab berbeda dengan kontrak emas dan minyak global para investor belum mengenal betul forex GOFX. Forex milik GOFX memiliki tingkat keamanan yang baik karena dijamin oleh lembaga kliring seperti Indonesia Clearing House (ICH), serta diawasi oleh Bappebti. “Masalahnya investor forex saat ini masih terbiasa bertransaksi di pialang bodong,” kata Lamon kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).
Investor bisa melakukan trading GOFX melalui pialang anggota ICDX. Transaksi dan pembentukan harga terjadi secara langsung di dalam. Kontrak GOFX juga menawarkan harga yang lebih murah ketimbang kontrak komoditi di bursa berjangka lainnya di luar negeri. Lamon bilang, nilai setiap kontrak hanya dipatok US$ 10.000, jauh lebih murah dibandingkan dengan kontrak di bursa komoditi luar yang nilainya bisa mencapai US$ 100.000 per kontrak. Nah, untuk itu menurutnya perlu ada sosialisasi dari pemerintah akan pentingnya berinvestasi secara benar dan disahkan oleh regulasi. “Diharapkan pemerintah memberikan informasi agar pelaku pasar bisa berinvestasi yang lebih sehat dengan bursa yang diregulasi,” ujar Lamon.