Transaksi Kartu Kredit Diproyeksi Makin Ramai di Tahun 2023, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Transaksi kartu kredit di tahun 2023 diproyeksi makin gencar seiring langkah Bank Indonesia (BI) memperpanjang relaksasi. Bankir optimis pertumbuhan kartu kredit semakin meningkat di tahun depan. 

Terlebih saat ini, transaksi kartu kredit melonjak di penghujung tahun setelah mengalami tekanan pada saat pengetatan mobilitas masyarakat saat puncak pandemi. Data BI mencatatkan volume transaksi kartu kredit mencapai 280,37 juta kali transaksi per Oktober 2022. 

Pencapaian itu melonjak 23,16% year on year (YoY) dari posisi yang sama tahun lalu Rp 227,65 juta kali. Sedangkan secara nilai, transaksi kartu kredit melesat 33,32% dari Rp 195,12 triliun menjadi Rp 260,14 triliun di sepuluh bulan pertama 2022. 


Padahal, jumlah kartu kredit yang beredar hanya naik 2,48% YoY dari 16,55 juta menjadi 16,96 juta keping. Artinya, masyarakat sudah kembali mengoptimalkan penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran meskipun subur kehadiran paylater saat ini. 

Bank sentral melanjutkan relaksasi kebijakan kartu kredit hingga 30 Juni 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mempertahankan batas maksimum suku bunga kartu kredit 1,75% per bulan. Juga memperpanjang berlaku kebijakan batas minimum pembayaran oleh pemegang kartu kredit 5% dari total tagihan dari semula 31 Desember 2022 menjadi 30 Juni 2023. 

Baca Juga: Transaksi Kian Ramai, Sejumlah Bank Akan Tambah Mesin EDC pada Tahun Depan

Lanjut ia, BI juga memperpanjang masa berlaku kebijakan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit sebesar 1%  atau maksimal Rp100.000 dari semula 31 Desember 2022 menjadi 30 Juni 2023.

Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk optimis nilai transaksi kartu kredit di tahun 2023 dapat tumbuh minimal 5% YoY. General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang mengatakan, sejauh ini nasabah yang menggunakan relaksasi dari BI sekitar 10% dari total pemegang kartu BNI. 

“Perpanjangan relaksasi dan kebijakan kartu kredit oleh BI ditujukan untuk menjaga pemulihan ekonomi nasional. Dengan diperpanjangnya relaksasi ini transaksi kartu kredit diharapkan dapat terus bertumbuh dengan kualitas kredit yang tetap terjaga,” ujarnya kepada KONTAN pada Jumat (23/12). 

Hingga November 2022, transaksinya kartu kredit BNI tumbuh di atas 15% YoY. Adapun total outstanding kartu kredit BNI hingga November sudah tumbuh di atas 3% secara YoY. Sementara per September 2022, outstanding-nya mencapai Rp 12,1 triliun atau tumbuh 3,7% YoY. 

Ia menyebut pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit  saat ini ditopang dari sektor perdagangan, dining & entertainment, fashion, e-commerce serta travel related. Termasuk sektor pariwisata seperti penerbangan, transportasi, hotel di domestik maupun transaksi luar negeri. 

BNI kartu kredit Optimis nilai transaksi sampai dengan akhir tahun akan bertumbuh positif di atas 10% (YoY)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan saat ini seluruh nasabah kartu kredit BRI telah menikmati kebijakan relaksasi kartu kredit dari BI. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut Aestika Oryza Gunarto yakin  bisnis kartu kredit bisa meningkat dua digit pada tahun depan sama halnya dengan kenaikan di tahun 2022.

“Tahun 2022 pertumbuhan transaksi BRI di dorong dari sektor retail, e-commerce serta transaksi luar negeri sejalan dengan recovery ekonomi pasca pandemi,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada Jumat (23/12).

Direktur Konsumer BRI Handayani menyatakan peluang kartu kredit di 2023 semakin terbuka. Seiring dengan adanya gerakan berwisata di dalam negeri dari pemerintah akan membuat kartu kredit semakin diminati untuk pembayaran. 

Baca Juga: Dukung Perlindungan Pekerja Rentan BPJS Ketenagakerjaan, BJB Gelontorkan Rp 16 Miliar

“Pertumbuhan kredit konsumer BRI per November 2022 sekitar 7,8% yoy. Masih ditopang oleh kartu kredit yang naik di atas 15%, dan digital lending, lalu KPR, dan salary based,” jelasnya.

Sedangkan Hera F Haryn, EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA mengungkapkan, nilai transaksi kartu kredit BCA per Oktober 2022 tercatat sebesar Rp 66 triliun, meningkat 38% dari periode yang sama tahun lalu. Peningkatan transaksi kartu kredit BCA itu ditopang oleh sektor entertainment, travel, serta makanan dan minuman. 

Adapun jumlah kartu kredit di Oktober 2022 mencapai 4,2 juta kartu atau meningkat 3% YoY. BCA terus menghadirkan kemudahan dalam melakukan transaksi kartu kredit, salah satunya dengan merilis fitur Contactless. 

"BCA akan terus bekerjasama dengan berbagai mitra bisnis dalam memberikan manfaat istimewa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam. Kami berharap bisnis kartu kredit masih akan terus tumbuh ke depannya," ujar Hera.

Di penghujung tahun ini, BCA juga menghadirkan beragam promo kartu kredit, tidak hanya untuk berbelanja di merchant offline tetapi juga di e-commerce, hingga untuk memenuhi kebutuhan terkait traveling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari