Transaksi Kripto Indonesia Capai Rp 211 Triliun Per April, Lampaui Capaian Tahun 2023



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai transaksi kripto di Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan pada awal tahun 2024. Berdasarkan data terbaru Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto dari Januari hingga April 2024 telah mencapai Rp 211 triliun.

Angka tersebut sudah melampaui total nilai transaksi sepanjang tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 149,25 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan tren yang sangat positif dan mengindikasikan potensi besar untuk sisa tahun 2024.

Jumlah investor kripto di Indonesia juga mengalami peningkatan pesat, kini telah mencapai 20,16 juta orang. Peningkatan ini tidak hanya menunjukkan minat yang tinggi dari masyarakat, tetapi juga mencerminkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap aset digital di tengah pasar yang terus berkembang.


Laporan Chainalysis bertajuk "Cryptocurrency Gains by Country 2023," menempatkan Indonesia pada peringkat kelima secara global dalam hal keuntungan kripto, dengan total keuntungan mencapai Rp16,7 triliun pada tahun 2023. Ini adalah pencapaian yang mengesankan, terutama bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Baca Juga: Pasar Kripto Menanjak, Altcoin Bisa Jadi Pilihan Investor Raih Untung

CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, mengatakan jika tren ini terus berlanjut, ia memprediksi bahwa pasar kripto di Indonesia bisa mencapai nilai transaksi antara Rp 700 triliun hingga Rp 800 triliun pada akhir tahun 2024. 

Estimasi ini berdasarkan pada pertumbuhan nilai transaksi yang sudah terlihat hingga April 2024 dan ekspektasi keuntungan yang hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, diperkirakan mencapai sekitar Rp 23,61 triliun.

"Prospek pasar kripto di tahun 2024 terlihat cukup optimis. Prediksi pertumbuhan pasar kripto Indonesia mungkin akan mengalami kenaikan yang bisa lebih atau menyamai nilai transaksi dengan yang pernah ditunjukkan pada 2021. Estimasi total nilai transaksi kripto diperkirakan bisa mencapai Rp 700 triliun-Rp 800 triliun," kata Yudho dalam siaran pers, Kamis (30/5).

Menurut Yudho, ada perubahan perilaku investor kripto di Indonesia pada tahun 2023 dibandingkan dengan 2024. Pada tahun 2023, investor lebih cenderung mempertahankan aset mereka daripada mengkonversinya ke uang fiat, didorong oleh ekspektasi kenaikan harga yang belum mencapai puncak tertinggi sepanjang masa. Sementara di awal tahun 2024 ini, investor semakin aktif dalam melakukan transaksi, baik dalam membeli maupun menjual aset kripto.

“Investor kripto di Indonesia mulai menunjukkan pola investasi yang lebih dinamis pada tahun 2024,” ujar Yudho yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI).

Adopsi dan Regulasi yang Semakin Matang

Tren positif ini juga didukung oleh beberapa perkembangan penting di pasar global. Persetujuan ETF Bitcoin dan ETF Ethereum spot di Amerika Serikat serta perdagangan BTC dan ETH ETP (exchange-traded products) di Bursa Efek London menandai langkah signifikan dalam adopsi aset kripto oleh institusi keuangan tradisional.

Perubahan sikap regulator global, seperti Financial Conduct Authority (FCA) di Inggris yang kini lebih terbuka, berpotensi mendorong lahirnya regulasi yang lebih ramah terhadap aset kripto di berbagai yurisdiksi, termasuk Indonesia.

“Dengan semakin banyaknya produk keuangan yang tersedia, seperti ETF dan ETP yang diperdagangkan di bursa internasional, serta regulasi yang lebih mendukung, investor merasa lebih percaya diri untuk melakukan transaksi. Ini mendorong likuiditas pasar dan menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan nilai transaksi kripto di Indonesia,” jelas Yudho.

Baca Juga: Pasca Halving Bitcoin, Terbit Altseason

Yudho juga melihat bahwa regulasi yang lebih harmonis dan mendukung dapat menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan industri kripto. Dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Hong Kong yang mulai mengatur produk kripto dengan lebih baik, ini membuka jalan bagi pertumbuhan pasar kripto yang lebih inklusif di berbagai negara. Ini juga merupakan harapan dari pelaku industri kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mengawasi dan mengatur aset kripto pada awal tahun 2025 mendatang.

Tokocrypto memandang, prospek pasar kripto di tahun 2024 terlihat cukup optimis dengan berbagai faktor pendukung. Penerimaan yang lebih luas dari regulator di berbagai negara dan adopsi yang meningkat dari institusi keuangan tradisional memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan lebih lanjut.

Inovasi teknologi dalam blockchain dan Decentralized Finance (DeFi) juga terus berkembang, membuka peluang baru bagi pasar kripto. Namun, tantangan tetap ada. Volatilitas harga kripto masih menjadi perhatian utama bagi banyak investor. Selain itu, isu keamanan, pencucian uang dan penipuan di dunia kripto juga perlu diatasi untuk menjaga kepercayaan investor.

"Secara keseluruhan, pasar kripto di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat positif dengan potensi pertumbuhan yang besar di tahun 2024. Dengan dukungan regulasi yang lebih baik dan adopsi yang terus meningkat, industri kripto di Indonesia siap untuk mencapai pencapaian baru dan menjadi pemain penting di Asia Tenggara," pungkas Yudho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi