Transaksi Masih Tumbuh, Sejumlah Bank Gencar Tambah Mesin EDC di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan masih mencatatkan pertumbuhan pada transaksi electronic data capture (EDC) walau banyaknya pilihan transaksi via aplikasi. Bank pun berencana untuk terus menambah mesin EDC di tahun 2023.

Untuk diketahui, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) jumlah mesin EDC per Juli mencapai 1,94 juta unit, meningkat 23,57% secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,57 juta unit dengan jumlah merchant mencapai 1,24 juta unit, meningkat 20,39% yoy. 

PT Bank Central Asia (BCA) juga juga masih melihat pertumbuhan transaksi EDC yang positif. Hingga akhir Agustus 2023, BCA mencatatkan jumlah mesin EDC sebanyak lebih dari 700.000 unit, yang tersebar pada lebih dari 600.000 merchant di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah ini meningkat sebesar 9% YoY. 


Baca Juga: Nilai Transaksi QRIS BCA Tembuh Rp 47 Triliun, Akuisisi Merchant Jadi Strategi

Selama delapan bulan pertama tahun 2023, volume transaksi EDC BCA juga tercatat sebesar Rp 279 triliun, meningkat 19% YoY.

"Kami harap volume transaksi EDC BCA dapat terus bertumbuh, sejalan dengan kenaikan aktivitas transaksi di tengah pemulihan ekonomi. Kami juga masih akan terus berinvestasi untuk ribuan mesin EDC yang akan tersebar di banyak titik di Indonesia," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn kepada kontan.co.id, Jumat (6/10).

Hera mengatakan, BCA akan terus bekerjasama dengan berbagai mitra bisnis dalam memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.

Direktur IT PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Andi Nirwoto juga mengakui, EDC BTN masih diminati oleh nasabah untuk bertransaksi yang terlihat dari jumlah transaksi per September 2023 yang masih tumbuh sebesar 3 juta transaksi, atau bertumbuh lebih dari 100% yoy dibanding tahun lalu.

"Kami masih optimistis angka ini masih akan tumbuh kedepannya sejalan dengan inovasi untuk penambahan fitur yang kami lakukan di mesin EDC seperti payment QRIS, contactless, hingga redeem promo bagi nasabah BTN," ujar Andi.

Sampai dengan September 2023, sales volume di EDC juga tercatat tumbuh lebih dari 80%, angka ini tumbuh seiring dengan penambahan jumlah merchant EDC yang per September 2023 tumbuh kurang lebih 55% yoy mencapai 32.000 merchant.

Pihaknya melihat, ada peluang bisnis yang bisa dioptimalkan di merchant EDC. Oleh karena itu, kedepan perseroan masih berencana untuk menambah jumlah merchant EDC sekitar 20% atau 6.400 unit terutama untuk merchant-merchant yang memiliki sales volume di atas nilai tertentu per bulan. Tambahan ini tidak menutup kemungkinan kami akan bersinergi dengan Bank Himbara lain.

Baca Juga: Transaksi Digital di Perbankan Melaju Kencang, Ini Pendorongnya

BTN optimistis nilai transaksi di merchant BTN melalui EDC akan mencapai sales volume lebih tinggi kurang lebih naik di atas 30% dari sales volume tahun 2022. Target ini akan pihaknya capai dengan berbagai program dan promo yang menarik baik bagi nasabah BTN maupun bagi merchant BTN. 

Kata Andi, beberapa di antaranya, nasabah BTN akan mendapatkan diskon pembayaran untuk nominal transaksi tertentu di merchant BTN.

Setali tiga uang, PT Bank Mandiri masih mencatat pertumbuhan yang tinggi pada transaksi EDC baik untuk transaksi kartu debit/kredit, aplikasi bank maupun non-bank (melalui fitur QRIS di mesin EDC). 

Tercatat transaksi EDC Bank Mandiri hingga Agustus 2023 tumbuh diatas 10% dimana terus dilakukan perluasan penggunaan EDC di berbagai Kawasan strategis.

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi mengatakan, Bank Mandiri telah menyediakan jaringan EDC yang digunakan oleh lebih dari 200 ribu mitra di Agustus 2023, dengan jumlah mesin EDC diatas 250.000.

"Ke depan kami akan menambah jumlah EDC untuk mendukung kebutuhan transaksi non tunai nasabah. Peningkatan transaksi merchant berada di sektor urban lifestyle seperti tourism, Horeca (Hotel, Restaurant & Cafe), dan perbelanjaan terutama di top merchant," ungkap Thomas.

Thomas menyebut, per 2023, transaksi EDC Mandiri ditargetkan akan tumbuh lebih dari 10% secara yoy sesuai dengan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan yang sebagian besar masih ditopang oleh konsumsi belanja masyarakat dimana saat ini diprediksi masih terdampak resesi selama 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi