KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pedagang di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali optimis bahwa bisnis mereka akan bangkit pasca penutupan aplikasi TikTok Shop yang banyak menjual produk-produk murah. Ditemui pada Senin (16/10) lalu, para padagang pakaian mengaku omset mereka terus meningkat dalam dua pekan terakhir. Pemerintah sendiri telah menutup layanan TikTok Shop pada 4 Oktober 2023 lalu Seperti yang diungkapkan Teguh pedagang grosir pakaian anak-anak. Ia mengaku saat ini penjualannya sudah bisa mencapai Rp 15 juta perhari. “Kalau sebelumnya paling seminggu hanya 5 pembeli, yang rata-rata pembeli belanja Rp 1 juta,” kata pemilik toko Red Soul Kids di Blok B, Tanah Abang itu, Senin (16/10) lalu. Sejak Tiktok Shop ditutup, kunjungan pembeli ke Pasar Tanah Abang kembali meningkat. Hal itu dapat dilihat dari selasar antar pedagang yang mulai ramai dilalui oleh pengunjung atau calon pembeli. “Tadinya selasar ini kosong, terus banyak toko yang tutup. Sekarang mayoritas pemilik toko sudah buka kembali,” katanya.
Teguh mengatakan, produk pakaian anak-anak yang ia jual merupakan hasil produksi sendiri di konveksi miliknya yang berlokasi di Jakarta Selatan. Sepekan terakhir, konveksi miliknya itu sudah mulai berproduksi secara normal dari sebelumnya sempat vakum. Hal senada diungkapkan Nando, penjual pakaian muslim di Blok B. Ia mengatakan suasana pasar grosir Tanah Abang perlahan kembali seperti sebagaimana mestinya, dimana lalu lalang pembeli terlihat di setiap selasar toko. “Kalau sebelumnya siang hari para pedagang sudah pada tutup karena sepi. Sekarang sudah mulai normal, jam 5 sore baru tutup. Mulai ramainya pembeli ke Tanah Abang juga berdampak ke yang lain. Jadi bukan cuma pedagang pakaian yang kebagian rejeki, tapi juga penjual makanan minuman,” katanya. Nando mengakui bahwa keberadaan Tiktok Shop cukup merusak mata rantai penjualan. Pasalnya, para penjual di Tiktok memasang harga yang tidak rasional sehingga konsumen tertarik untuk belanja di Tiktok Shop. “Harganya dihancurin dari seller langsung. Bagaimana penjual mau jualan kalo harganya bottom (rendah) sekali. Dan itu bikin penjualan kami waktu anjlok sampai 70% waktu itu,” katanya. Akibat penurunan penjualan, Nando pun merumahkan para pekerjanya yang ada di Bandung Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur. Biasanya untuk produk peci atau kopiah saja, dalam satu tahun Nando bisa memproduksi sampai 6.000 kodi. “Tahun ini saya belum produksi, masih sisaan tahun lalu. Karyawan dirumahkan, di stop dulu. Selain di dalam negeri, sebelumnya saya bisa ekspor sampai ke Malaysia. Mudah-mudahan secara perlahan penjualan saya bisa kembali seperti sebelumnya,” harap Nando. Seperti diketahui, pekan lalu Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pun sempat blusukan ke Pasar Tanah Abang. Dalam kunjungannya itu, Mendag mengatakan terjadi peningkatan jumlah pembeli yang datang ke Pasar Tanah Abang usai pemerintah menutup TikTok Shop. “Tadi sudah lihat sendiri mulai ada penglaris, sudah mulai ada yang belanja, mulai ramai. Memang belum terlalu pulih seperti dulu, tapi kalau kita lihat tadi yang jualan wajahnya sudah senyum,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Tanah Abang Blok A Jumat, (13/10) lalu. Bukan hanya di Pasar Tanah Abang, Mendag juga menyebut geliat peningkatan pembeli juga terjadi di pusat-pusat grosir lainnya. “Itulah gunanya sesuatu itu kita tata, ditata, diatur agar semua bisa berkembang dengan baik. Saya kira begitu,” ujarnya.
Mendag mendorong agar para pedagang di Pasar Tanah Abang dan para pelaku UMKM lainnya dapat memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan dagangannya. “Makanya toko-toko juga memanfaatkan digital dengan baik. Kalau dulu belum mulai, sekarang harus mulai,” ujarnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya juga mengingatkan agar bangsa ini jangan sampai terjebak pada kolonialisme di era modern. Presiden Jokowi mengaku kaget mengetahui ada satu aplikasi e-commerce yang berhasil memancing 123 juta orang dalam hitungan bulan, berkaitan dengan pembelian yang sangat masif. Ia memberi perhatian pada keamanan data dan perilaku konsumen Indonesia yang dianggap sudah dikuasai
predatory pricing. “Jangan mau kita terkena kolonialisme di era modern ini. Kita gak sadar, tahu-tahu kita sudah terjajah secara ekonomi,” kata Presiden Jokowi dalam pengarahan pada program pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/10) lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Fahriyadi .