Transaksi multilateral BKDI naik 47,69% sepanjang 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume perdagangan berjangka komoditas milik Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) meningkat secara year on year (yoy) pada tahun 2019.

Berdasarkan data BKDI, volume transaksi multilateral tercatat sebanyak 99.289 lot pada kuartal I/2019. Volume transaksi turun 4,99% pada kuartal II/2019 menjadi 94.338 lot.

Volume transaksi multilateral kembali meningkat pada kuartal III dan IV menjadi 99.961 lot dan 141.727 lot. Sehingga jika ditotal volume transaksi BKDI mencapai 435.315 lot atau naik 47,69% yoy.


Baca Juga: Transaksi ramai, Indonesia diharapkan jadi acuan harga timah dunia

Peningkatan volume transaksi pada tahun 2019 ditopang dan didominasi oleh kontrak forex complex multilateral yang termasuk ke dalam produk GOFX. Kontrak forex menyumbang 45,15% dari total transaksi diikuti oleh kontrak timah dengan total 30,83%, emas sebesar 12,45%, dan crude palm oil (CPO) sebesar 11,57%.

Meskipun pasar global sempat bergejolak pada tahun 2019, volume transaksi BKDI masih mencatatkan pertumbuhan.

Baca Juga: Transaksi komoditi primer belum ramai, Bappebti: Perlu partisipasi aktif pelaku usaha

Adapun sentimen pasar sepanjang tahun 2019 yang paling utama adalah polemik perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Isu perang dagang antara kedua negara berdampak signifikan memperlambat ekonomi global. Sentimen lainnya adalah kekhawatiran pasar terhadap isu Brexit yang menekan mata uang euro.

Manager Learning Center Indonesia BKDI Anang E. Wicaksono mengatakan, meskipun banyak sentimen negatif volume transaksi multilateral BKDI masih dapat tumbuh didorong oleh bertambahnya investor dalam transaksi multilateral. “Peningkatan relatif signifikan didorong upaya pendekatan kepada masyarakat untuk melakukan transaksi multilateral,” kata Anang pada Kontan.co.id, Rabu (15/1).

Tahun lalu BKDI menggalakkan pengenalan transaksi multilateral melalui program internal ICDX Learning Center. BKDI lewat program ICDX Learning Center memfasilitasi investor untuk belajar transaksi multilateral. BKDI mempromosikan transaksi multilateral juga di kampus-kampus Jakarta seperti, Universitas Gunadarma dan Universitas  Trisakti.

Baca Juga: ICDX perdagangkan kripto, tapi tunggu restu Bappebti

Selain itu Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) turut mendorong peningkatan transaksi multilateral lewat edukasi, sosialisasi, hingga penambahan varian produk multilateral. Bappebti juga mempromosikan transaksi multilateral di tujuh kota di Indonesia yaitu, Bandung, Medan, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Bali, dan Surabaya.

Bertambahnya jumlah investor dapat meningkatkan jumlah volume transaksi multilateral meski kondisi ekonomi global sedang bergejolak. Harapannya lewat edukasi, sosialisasi, hingga penambahan variasi produk multilateral masyarakat akan tertarik dengan perdagangan berjangka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati