Transaksi Multilateral ICDX Mencapai Rp 187 Triliun Menjelang Akhir 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah naik daun dan ramainya transaksi kripto, nyatanya pamor transaksi multilateral masih tetap terang. Produk-produk multilateral rupanya masih jadi salah satu instrumen investasi pilihan masyarakat Indonesia.

Bursa komoditi ICDX berhasil mencatatkan pertumbuhan transaksi multilateral hingga lebih dari Rp 187 triliun sepanjang 2021. ICDX mencatat produk yang menjadi penyumbang terbesar adalah emas.

CEO ICDX Lamon Rutten mengatakan, angka tersebut berhasil tumbuh hingga 205% jika dibandingkan 2020 yang nilainya hanya sebesar Rp 61 triliun. Adapun, total volume transaksi yang tercatat sebanyak 1.272.187 lot settled.


Lebih lanjut, produk emas menjadi penyumbang terbesar dalam transaksi multilateral ICDX dengan total volume transaksi mencapai 370.312 lot settled. Selain emas, valuta asing (GOFX) juga menjadi salah satu kontributor utama pencapaian transaksi derivatif multilateral ICDX. 

Baca Juga: Transaksi Kontrak Emas di Bursa Berjangka Paling Banyak

Hingga pertengahan Desember 2021, total transaksi GOFX telah mencapai 599.550 Lot settled, menyentuh angka lebih dari Rp 37 triliun. Angka tersebut meningkat 110% jika dibanding dengan periode yang sama pada 2020. 

“ICDX berkomitmen untuk terus menumbuhkan Perdagangan Berjangka Komoditi khususnya transaksi multilateral. Melihat pertumbuhan yang kami capai tahun ini, ICDX optimistis dapat terus meningkatkan pertumbuhan transaksi multilateral pada 2022,” kata Lamon kepada Kontan.co.id, Rabu (22/12).. 

Lamon bilang, produk emas lain yang diminati oleh investor adalah kontrak emas GOLDUDMic (Micro). Tercatat, produk ini memiliki volume transaksi 106.666 Lot settled atau tumbuh 346% jika dibandingkan 2020 pada periode yang sama. 

Lebih lanjut, dengan adanya ancaman varian Covid-19 baru, Omicron, yang kini sudah masuk ke Indonesia dan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi global, tidak menutup kemungkinan membuat emas yang berfungsi sebagai safe haven masih akan menjadi pilihan investasi bagi para investor. 

Baca Juga: ICDX optimistis bisa catatkan transaksi bilateral 8,5 juta lot pada akhir 2021 ini

Selain emas, kontrak mikro lain yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah produk minyak mentah COFRMic (Micro). Produk ini mencatatkan pertumbuhan signifikan 8.828% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, total volume transaksinya  mencapai 76.064 lot settled

Tingginya pertumbuhan kontrak minyak mentah dinilai didorong oleh krisis energi global akibat keterbatasan gas alam cair dan batu bara yang melanda sejumlah negara di Eropa, China, dan India, sehingga menjadikan permintaan minyak mentah sebagai alternatif naik. 

Sedangkan untuk kontrak valuta asing, pasangan AUD/NZD menjadi kontrak dengan pertumbuhan paling signifikan 468% jika dibandingkan 2020 dengan total volume transaksi mencapai 53.960 lot settled. Pairing tersebut dianggap risk-on. 

“Kombinasi ini membantu trader menghindari situasi di mana peristiwa ekonomi atau politik besar menghancurkan strategi yang telah dibangun berdasarkan analisis teknikal dan fundamental,” imbuh Lamon. 

Baca Juga: Bappebti Telah Fit Proper Test Petinggi Bursa Kripto

Pasalnya, jika trader memperdagangkan mata uang risk-on, seperti dolar Australia atau dolar Selandia Baru, terhadap mata uang risk-off yang dianggap sebagai investasi yang aman di saat ketidakpastian tinggi, ada risiko yang lebih rentan terhadap situasi yang tidak terduga. 

Sepanjang 2021, ICDX telah meluncurkan 13 kontrak valuta asing. Enam diantaranya merupakan kontrak dengan ukuran mikro, yakni GBPCADMic, EURCHFMic, NZDJPYMic, AUDCADMic, GBPNZDMic, dan CHFJPYMic. 

“Kontrak Forex ICDX khususnya pair mikro memberikan aksesibilitas bagi masyarakat untuk dapat bertransaksi valas dengan dana yang lebih sedikit karena initial margin yang sangat terjangkau,” tutup Lamon.

Baca Juga: Emas, valuta asing dan crude oil jadi yang paling ramai ditransaksikan di ICDX

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati