JAKARta. Kemudahan transaksi reksadana online memacu minat investor berinvestasi. Alhasil, sejumlah layanan alias platform reksadana online mencatatkan pertumbuhan jumlah investor dan dana kelolaan sepanjang tahun ini. Salah satunya platform IPOT Fund dari PT Indo Premier Securities, sudah membukukan dana kelolaan sekitar Rp 400 miliar. Padahal, akhir tahun lalu, jumlah dana kelolaan layanan ini masih sekitar Rp 150 miliar. "Hingga akhir tahun ini, kami menargetkan dana kelolaan mencapai Rp 1 triliun," kata Jayawati Sukidjan, Vice President Business Development dan Corporate Marketing PT Indo Premier Securities Jakarta, Selasa (16/6).
Asal tahu saja, IPOT Fund merupakan platform transaksi online produk reksadana. Fasilitas ini bagian paltform Indo Premier Online Technology (IPOT) atau perdagangan saham online yang dikelola Indo Premier. Selain menawarkan reksadana besutan Indo Premier, IPOT Fund juga menjual produk milik manajer investasi lainn. Saat ini, paltform tersebut menjajakan 107 produk reksadana dari 24 manajer investasi. Jumlah tersebut bertambah dibandingkan saat peluncuran April 2014 lalu. Kala itu, IPOT Fund menjual 37 reksadana dari 9 manajer investasi. Menurut Jayawati, kini total investor IPOT Fund sekitar 12% dari total investor IPOT yang berjumlah 50.000. Artinya, investor IPOT Fund mencapai 6.000 investor. "Kenaikan jumlah investor cukup signifikan," katanya. Indo Premier menargetkan, fasilitas ini bisa menggaet 15.000 investor hingga akhir 2015. Rata-rata transaksi reksadana di IPOT Fund mencapai Rp 4 miliar sehari. Memang masih kecil dibandingkan rata-rata transaksi IPOT, yaitu Rp 300 miliar per hari. BNI Asset Management, salah satu manajer investasi ikut menjajakan produknya melalui IPOT Fund sejak Maret 2015. Direktur Utama BNI Asset Management Reita Farianti mengaku, ada dua reksadana yang dijajakan melalui platform tersebut, yakni BNI AM Inspiring Equity Fund dan BNI AM Dana Terencana. "Dalam waktu tiga bulan, jumlah investor kedua produk itu di IPOT Fund sudah mencapai 150 orang," ujarnya. Kata Reita, ke depan, pihaknya juga akan meluncurkan fasilitas reksadana online yang dikelola secara mandiri. Rencananya, fasilitas tersebut meluncur semester II-2015. Kontribusi masih mini Pertumbuhan jumlah investor reksadana online juga diraih PT Panin Asset Management melalui fasilitas virtual account. Sepanjang tahun ini, ada tambahan 6.100 investor pengguna virtual account. Sayang, Head of Operation and Business Development Panin AM Rudiyanto belum bisa menyebutkan total investor transaksi reksadana online tersebut. Ia bilang, fasilitas tersebut juga belum mampu menyumbang tambahan dana kelolaan secara signifikan. "Porsi dana kelolaan reksadana online hanya sekitar 1% terhadap total dana kelolaan Panin," ungkapnya. PT Bahana TCW Investment Management yang mengusung fasilitas transaksi reksadana online bertajuk SINAR, kini memiliki 976 investor. Jumlah itu meningkat ketimbang akhir tahun lalu, yaitu 300 investor. "Akhir tahun ini, kami menargetkan menggaet 3.000 investor," ujar Edward.
Demi mengejar target tersebut, Bahana TCW menerapkan dua strategi, yakni melalui jaringan kantor dan sosial media. "Kami kopi darat, bertemu calon-calon investor SINAR," imbuh Edward. Analis Infovesta Utama Viliawati menilai, platform online berprospek bagus, karena mempermudah investor bertransaksi, serta bisa menjangkau daerah yang belum tersedia kantor cabang manajer investasi. Selain itu, umumnya fasilitas transaksi online bebas biaya pembelian alias subscription dan penjualan kembali atau redemption. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto