JAKARTA. PT Multi Adiprakasa Manunggal (Kartuku) semakin ekspansif dalam penyediaan teknologi bidang transaksi pembayaran non tunai. Hingga akhir tahun 2013 lalu, jumlah transaksi pembayaran melalui teknologi sistem pembayaran Kartuku menembus 50 juta transaksi. Adrian Anwar, Direktur Sales & Marketing Kartuku, menyatakan, bisnis utama Kartuku adalah menciptakan teknologi termasuk piranti lunak dalam layanan jasa transaksi pembayaran.
Sejak berdiri tahun 2001 silam, Kartuku menyediakan mesin electronic data captured (EDC) beserta aplikasi atau software yang diinstal dalam mesin EDC tersebut. "Termasuk layanan payment network serta payment point nya,” kata Adrian di Jakarta, Rabu (1/10).
Hingga akhir 2013 lalu, mesin EDC di seluruh Indonesia sudah mencapai 635.000 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 220 ribu mesin EDC dikelola oleh kartuku. Hanya saja, jumlah mesin EDC masih timpang dibandingkan jumlah kartu beredar. Hingga akhir tahun 2013 lalu, jumlah kartu debit yang beredar di seluruh Indonesia sudah mencapai 83 juta kartu.
Sementara jumlah kartu debit yang beredar di seluruh Indonesia sudah mencapai 15,6 juta. “Ketimpangan inilah yang menjadi salah satu faktor menghambat optimaliasi transaksi pembayaran non tunai atau cashless society,” ujar Adrian.
Bonnie Mamanua, SVP Sales & Marketing Kartuku, bilang, pihaknya juga menggaet klien dari kalangan pelaku usaha jasa keuangan non bank. Misal, multifinance, merchant-merchant modern hingga toko kelontong tradisional. Sejumlah bank yang menggunakan jasa Kartuku di bidang EDC diantaranya Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Bukopin, Bank Mega, Bank Danamon, Bank CIMB Niaga, Bank Permata dan Bank Panin.
Sejumlah bank asing juga menjadi klien Kartuku. Misal, Citibank, Bank ANZ Indonesia, Standard Chartered Bank Indonesia, Bank HSBC Indonesia, dan Bank UOB Indonesia. Transaksi pembayaran melalui bank yang terus tumbuh turut mendongkrak bisnis Kartuku. Di akhir tahun 2013,pendapatan Kartuku tumbuh 30% secara tahunan (year on year).
Di masa depan, Kartuku berniat menyodorkan sistem teknologi layanan bank tanpa kantor atau branchless banking. Saat ini Kartuku sedang menggodok sistem branchless banking. “Tapi konkretnya tentu menunggu kepastian dari bank-bank yang juga tengah menunggu keluarnya aturan ini dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” jelas Adrian.