KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah platform dompet digital mencatatkan kinerja transaksi QRIS cukup positif. Beberapa platform dompet digital yang merasakan kinerja positif tersebut, yakni DANA, LinkAja, dan AstraPay. VP Product of DANA Indonesia Adri Awwal menyampaikan perusahaannya mencatatkan pertumbuhan transaksi QRIS yang signifikan dari 2022 ke 2023, yaitu mencapai 272%. Adri mengatakan jumlah pengguna mencapai 170 juta pada 2023 atau meningkat 23% dari tahun sebelumnya. "Angka-angka itu tidak hanya menunjukkan antusiasme para pengguna terhadap fitur yang dihadirkan, tetapi juga menggambarkan terpenuhinya gaya hidup finansial para pengguna dari layanan yang ditawarkan DANA,” ucapnya, Selasa (30/1).
Baca Juga: DANA Optimistis Transaksi QRIS Bisa Lebih Tinggi Tahun Ini Adri bilang pertumbuhan positif itu tentu menunjukkan tingkat adopsi yang tinggi terhadap jasa pembayaran dan layanan keuangan digital oleh masyarakat, serta kepercayaan pengguna terhadap dompet digital DANA. Adri mengatakan DANA juga menjadi dompet digital pertama yang menjadi peserta peluncuran implementasi QR Cross Border di tiga negara berturut-turut, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura pada 2023. Dia menyebut implementasi QR Cross Border itu menjadi wujud kontribusi DANA dalam meningkatkan inklusi keuangan sesuai arahan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 dari Bank Indonesia, serta menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN. "Inisiatif itu diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi digital lintas negara dan mengakses berbagai layanan keuangan digital yang tersedia," ujarnya. DANA optimistis kinerja transaksi QRIS bisa lebih tinggi pada tahun ini. Hal itu didorong oleh perkembangan QRIS yang makin pesat dari tahun ke tahun. "Kami berharap bisa lebih tinggi pada tahun ini. Kalau dilihat dari tahun ke tahun, sebetulnya perkembangan QRIS cukup pesat, yang mana adopsinya mulai cerah baik dari DANA maupun platform lain," ucap Adri. Sementara itu, PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja juga mencatatkan kinerja positif mengenai transaksi QRIS pada Desember 2023. Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian Bahar menyebut transaksi QRIS mengalami pertumbuhan positif pada Desember 2023, sebesar lebih dari 8% untuk keseluruhan pembayaran menggunakan QRIS di LinkAja, jika dibandingkan bulan sebelumnya. "Di luar itu, khusus untuk transaksi pembayaran merchant offline melalui QRIS pada Desember 2023, terdapat pertumbuhan lebih dari 8%," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (7/2). Yogi menerangkan LinkAja mencatat transaksi QRIS pada Desember 2023 didominasi segmen merchant ritel, F&B, dan marketplace. Di luar itu, untuk jenis pembayaran lainnya, disumbang transaksi pembayaran layanan ojek online atau ride hailing dan pembelian pulsa (Telco). Dia meyakini lonjakan atau tren positif itu juga dipengaruhi akan kebutuhan pengguna LinkAja dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk berkomunikasi dan transportasi.
Baca Juga: BI Berencana Perluas QRIS Cross Border di Asia, Ini Respons DANA Sepanjang 2024, Yogi menyampaikan prospek QRIS masih sangat cerah dan memiliki potensi untuk terus berkembang. Selain pertumbuhan QRIS, dia bilang penting juga untuk memperhatikan pemerataan agar kemudahan metode pembayaran tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, bukan hanya di perkotaan. Yogi juga melihat bahwa perilaku konsumen saat ini makin condong kepada pembayaran digital, yang akan terus mendorong pertumbuhan QRIS. "Metode itu merupakan opsi termudah, nyaman, dan murah. Makin banyak orang yang menyadari manfaat pembayaran digital dalam hal kenyamanan, keamanan, dan efisiensi," katanya. Yogi menyampaikan target pertumbuhan yang spesifik untuk QRIS pada 2024 akan berbeda-beda tergantung pada sejumlah faktor, seperti adopsi teknologi, kebijakan pemerintah, dan kondisi ekonomi di berbagai wilayah. Dia pun berharap QRIS akan terus berkembang secara substansial di masa mendatang. Untuk memaksimalkan kinerja dari QRIS, Yogi mengatakan pihaknya akan konsisten memberikan edukasi kepada merchant dan pengguna LinkAja dalam memahami manfaat QRIS. Dia bilang kampanye edukasi dan promosi bisa membantu dalam hal perluasan dan peningkatan jumlah pengguna QRIS. PT Astra Digital Arta (AstraPay) juga mencatatkan kinerja positif transaksi QRIS sepanjang 2023. Chief Marketing Officer AstraPay Reny Futsy Yama mengatakan transaksi dengan QRIS mengalami pertumbuhan pada 2023. Namun, dia tak menerangkan nominal angka pertumbuhan. Reny menyampaikan salah satu penyebab pertumbuhan tersebut karena saat ini konsumen mulai teredukasi dan terbiasa menggunakan QRIS. "Selain peran Bank Indonesia yang mendorong transaksi cashless, hal itu juga sangat dipengaruhi kebutuhan tanpa sentuh saat pandemi Covid-19. Saat ini mulai dari hotel, restauran, hingga UMKM, sudah terbiasa menggunakan QRIS," ungkapnya kepada Kontan. Reny mengatakan penyumbang terbesar kalau secara amount berasal dari bengkel-bengkel mobil dan motor. Kalau dari banyaknya transaksi, tetapi nilainya lebih kecil berasal dari sektor makanan. Sementara itu, Reny menerangkan AstraPay menargetkan pada tahun ini transaksi QRIS tumbuh 100%. Hal itu seiring dengan arahan Bank Indonesia yang terus meningkatkan fitur-fitur QRIS sehingga makin membuat masyarakat menikmati segala kebutuhan keuangan melalui QRIS. "Nantinya dengan QRIS, pengguna di pedesaan bisa mengirim uang, mengambil tunai, dan juga menyetor dana. Belum lagi ada fitur QRIS cross border yang memungkinkan pengguna tak perlu repot menukarkan uang di luar negeri dan cukup bayar dengan QRIS. Kami pun menargetkan transaksi tumbuh 100%," ucapnya. Untuk meraih target pada 2024, Reny menyebut AstraPay akan membuat program promosi dan edukasi yang menarik sehingga masyarakat bisa mencoba bertransakai dan merasakan manfaat QRIS. Dia tak memungkiri pada tahun ini terdapat tantangan yang bisa berdampak pada kinerja transaksi QRIS. Salah satunya biaya administrasi top up saldo uang elektronik yang dirasa masih jadi kendala untuk beberapa segmen masyarakat.
Baca Juga: Layanan QRIS dan Kirim Uang Topang Kinerja Dana Dia bilang saat ini rata-rata biaya top up saldo uang elektronik sebesar Rp 1.000. Untuk membantu masyarakat, Reny mengatakan AstraPay memiliki program gratis biaya admin alias Rp 0. Reny juga sempat mengatakan nilai transaksi yang dibukukan AstraPay sepanjang 2023 mencapai Rp 42 triliun.
"Angka itu meningkat 45%, jika dibandingkan pencapaian tahun lalu," ucapnya. Reny menyebut kenaikan nilai transaksi itu salah satunya didorong makin dikenalnya produk, fitur, serta perfomance AstraPay yang membaik. Dia mengatakan segmen penyumbang terbesar nilai transaksi berasal dari Group Astra, seperti Loan Repayment baik mobil maupun motor, serta dari bengkel-bengkelnya. Pada 2024, Reny merinci pihaknya akan berfokus pada segmen transportasi, baik untuk pengguna kendaraan pribadi maupun pengguna kendaraan umum, serta seluruh kebutuhan pengguna dalam mendukung aktivitas perjalanan. Selain itu, akan memfokuskan kebutuhan transaksi melalui fasilitas QRIS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi