Transaksi Remitansi Meningkat, Dongkrak Pendapatan Komisi Bank pada Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital pada layanan remitansi di sektor perbankan semakin mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Hal ini terlihat dari peningkatan transaksi remitansi yang mencatatkan kontribusi signifikan terhadap pendapatan komisi atau fee based income bank di semester I-2024.

PT Bank Mandiri Tbk, sebagai salah satu contoh, terus fokus pada digitalisasi transaksi remitansi ritel melalui layanan Transfer Valas di Livin by Mandiri. 

VP Micro Segment & Remittance Solution Bank Mandiri, Rolland Setiawan, menjelaskan bahwa dengan berbagai solusi valas yang ditawarkan termasuk Tabungan Multicurrency dengan 11 mata uang asing, fitur konversi valas, debit multicurrency, dan transfer valas ke luar negeri dengan 10 mata uang ke 29 negara, nasabah dapat melakukan transaksi lintas negara dengan mudah, murah, dan cepat. 


Rolland menambahkan bahwa Bank Mandiri berencana menambah negara tujuan transaksi Transfer Valas di Livin, termasuk pengiriman mata uang USD ke negara-negara di luar Amerika Serikat, serta mengimplementasikan koneksi API Incoming Remittance untuk partner internasional.

Baca Juga: 2 Hari Lagi! BCA Tutup Layanan Bank Draft Remitansi pada 12 Agustus 2024

"Digitalisasi ini mendorong transaksi remitansi ritel mencapai lebih dari 400 ribu transaksi dengan nilai lebih dari US$10 miliar, berkontribusi lebih dari Rp70 miliar ke fee based income (FBI)," ungkap Rolland, Selasa (13/8).

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatatkan pertumbuhan transaksi remitansi di Semester I-2024. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, menyebutkan bahwa tingginya respons nasabah terhadap layanan remitansi BCA terlihat dari meningkatnya transaksi melalui e-channel seperti KlikBCA Individu dan KlikBCA Bisnis. 

Nasabah BCA kini dapat memanfaatkan kemudahan transaksi melalui aplikasi myBCA, yang dilengkapi dengan fitur upload dokumen untuk transaksi remitansi dengan nominal di atas ambang batas. 

"Pertumbuhan transaksi remitansi turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA. Pendapatan non-bunga BCA naik 12,1% YoY menjadi Rp12,4 triliun di Semester I 2024, dengan pendapatan fee dan komisi tumbuh 8,0% YoY menjadi Rp9,1 triliun," jelas Hera.

Baca Juga: Layanan Remitansi BSI Hampir Sentuh 1 juta Transaksi Per Juni 2024

Sementara itu, PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) melaporkan bahwa bisnis remitansi telah berkontribusi pada kenaikan pendapatan non-bunga bank yang meningkat 40,17% YoY hingga bulan Juli 2024. 

"Nilai transaksi remitansi juga tumbuh 76,20% secara tahunan per Juli 2024," kata Edi Masrianto, Direktur Keuangan, Treasury and Global Services Bank Jatim.

Edi menjelaskan bahwa Bank Jatim saat ini memiliki dua layanan remitansi: Remittance Kerjasama dengan operator pengiriman uang dan Remittance Non Kerjasama via SWIFT. 

"Untuk Remittance Kerjasama, Bank Jatim telah bekerja sama dengan dua Money Transfer Operator di dua koridor, yaitu Merchantrade Asia untuk koridor Malaysia dan Chandra Remittance untuk koridor Hongkong, yang akan diluncurkan pada Agustus 2024 ini," tambah Edi.

Kedepannya, layanan remitansi ini akan memungkinkan nasabah di Malaysia dan Hongkong untuk melakukan transfer langsung ke rekening rupiah di Indonesia. Untuk Malaysia, Bank Jatim juga menyediakan opsi penerimaan tunai atau non-rekening.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .