Transaksi reverse repo kian meningkat



JAKARTA. Perubahan strategi instrumen operasi moneter dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menjadi Surat Berharga Negara (SBN) sudah menunjukkan hasil. Buktinya, kepemilikan perbankan di SBI terus menurun sementara terjadi peningkatan di reverse repo SBN.

Berdasarkan data BI, pertengahan September 2012 total SBI tinggal Rp 71 triliun dibandingkan Desember 2011 yang mencapai Rp 203 triliun. Artinya ada penurunan komposisi SBI dari 42% dari total operasi moneter menjadi 21%. Adapun kepemilikan asing di SBI turun dari sebelum Rp 78 triliun menjadi Rp 2,2 triliun.

Sementara reverse repo SBN mengalami lonjakan hingga 9,14 kali dari Rp 7 triliun menjadi 71 triliun. Hal ini meningkatkan peran SBN dalam operasi moneter dari 1,5% menjadi 22%.


Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Hendar mengatakan aktifnya BI menggunakan SBN sebagai instrumen moneter karena sebagian dana moneter yang di pasar sekunder bisa langsung disalurkan ke sektor riil karena SBN untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Selama ini banyak likuiditas di perbankan tidak digunakan untuk pembiayaan sektor riil sehingga fungsi dana tersebut kurang maksimal," ujarnya, Kamis (27/9).

Keuntungan lainnya, penggunaan SBN akan menyehatkan aktiva BI karena mengeluarkan biaya operasi moneter yang lebih rendah serta berdampak pada stabilitas pada SBN dan pendalaman pasar keuangan. "Pengalihan ini juga berhasil meminimalkan faktor instabilitas di SBI. Dulu karena tidak ada resiko harga investor gampang keluar masuk SBI," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: