Transaksi SBI di pasar sekunder turun drastis



JAKARTA. Banjir aliran modal asing alias capital inflow mendorong para investor asing terus berburu instrumen-instrumen investasi dalam rupiah terutama Sertifikat BI (SBI) di pasar sekunder. Namun, karena pasokan SBI di pasar sekunder kian menyusut, imbal hasil SBI di pasar sekunder pun turun.Dalam laporan operasi pasar terbuka selama pekan keempat Oktober 2010 yang dirilis oleh BI hari ini, volume rata-rata harian transaksi SBI di pasar sekunder turun drastis, dari biasanya Rp 3,3 triliun menjadi hanya Rp 600 miliar per hari. Pasca lelang SBI terakhir kemarin, volumenya sedikit naik menjadi Rp 800 miliar. Namun tetap kisarannya jauh lebih rendah daripada saat-saat sebelumnya."Penurunan ini terutama karena terbatasnya pasokan SBI di pasar sekunder akibat bank lebih banyak yang memilih untuk menahan kepemilikan SBI-nya terutama setelah BI membatasi penerbitan SBI bertenor pendek," jelas Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah dalam surat elektronik yang diterima KONTAN, Rabu (3/11).Yield alias tingkat imbal hasil SBI di pasar sekunder dan pasar primer pun jadi kian melebar. Yang terjadi adalah hukum pasar, saat permintaan besar namun suplai terbatas, imbal hasil pun turun. "Permintaan SBI di pasar sekunder terutama dari investor asing di tengah penurunan pasokan SBI mengakibatkan imbal hasil SBI ditransaksikan pada level yang rendah," ujar Difi.

Catatan saja, tingkat imbal hasil SBI tiga bulan di pasar sekunder per 29 Oktober dibawah 6%, dan untuk pasar primer sekitar 6,3%. Adapun untuk SBI enam bulan di pasar sekunder tingkat imbal hasilnya sebesar 5,5%, dan untuk pasar primer di kisaran 6,5%.

Meski pasokan SBI di pasar sekunder menipis, porsi kepemilikan asing di SBI masih cukup stabil yakni mencapai 32,3% dari total outstanding SBI.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa