JAKARTA. Kemarin (23/7), nilai transaksi perdagangan pasar sekunder obligasi menanjak. Sayangnya, frekuensi transaksi masih menurun lantaran pelaku pasar masih was-was dengan sentimen negatif dari bursa saham. Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia menunjukkan, volume perdagangan obligasi naik 26,7% dari Rp 6,6 triliun di hari sebelumnya (23/7), menjadi Rp 8,4 triliun. Hanya saja, total frekuensi perdagangan tercatat turun 10,9%, dari 662 transaksi menjadi 554 transaksi. Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency Tumpak Sihombing memperhatikan penurunan frekuensi mengindikasikan pelaku pasar cenderung menunggu sentimen negatif mereda. Investor masih memburu obligasi bertenor panjang. "Kemarin FR0058 masih menjadi surat utang pemerintah teraktif ditransaksikan dengan total frekuensi sebanyak 186 kali dan volume sebesar Rp1,8 triliun sementara dari obligasi korporasi yang paling. Obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C (CFIN03 C) dengan frekuensi sebesar 5 kali dan volume Rp 20 milliar menjadi obligasi korporasi yang paling aktif,” paparnya. Tumpal mengakui, perdagangan obligasi masih diwarnai sentimen negatif. Eropa, terutama Spanyol dan Yunani, masih menjadi pusat kekhawatiran pasar. "Selain meminta bailout untuk perbankannya, Spanyol juga meminta dana untuk pemerintah daerahnya." jelasnya.
Transaksi turun, investor obligasi hati-hati
JAKARTA. Kemarin (23/7), nilai transaksi perdagangan pasar sekunder obligasi menanjak. Sayangnya, frekuensi transaksi masih menurun lantaran pelaku pasar masih was-was dengan sentimen negatif dari bursa saham. Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia menunjukkan, volume perdagangan obligasi naik 26,7% dari Rp 6,6 triliun di hari sebelumnya (23/7), menjadi Rp 8,4 triliun. Hanya saja, total frekuensi perdagangan tercatat turun 10,9%, dari 662 transaksi menjadi 554 transaksi. Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency Tumpak Sihombing memperhatikan penurunan frekuensi mengindikasikan pelaku pasar cenderung menunggu sentimen negatif mereda. Investor masih memburu obligasi bertenor panjang. "Kemarin FR0058 masih menjadi surat utang pemerintah teraktif ditransaksikan dengan total frekuensi sebanyak 186 kali dan volume sebesar Rp1,8 triliun sementara dari obligasi korporasi yang paling. Obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C (CFIN03 C) dengan frekuensi sebesar 5 kali dan volume Rp 20 milliar menjadi obligasi korporasi yang paling aktif,” paparnya. Tumpal mengakui, perdagangan obligasi masih diwarnai sentimen negatif. Eropa, terutama Spanyol dan Yunani, masih menjadi pusat kekhawatiran pasar. "Selain meminta bailout untuk perbankannya, Spanyol juga meminta dana untuk pemerintah daerahnya." jelasnya.