KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amukan omicron membuat pemerintah kembali mengetatkan mobilitas masyarakat di awal 2022. Kendati demikian, transaksi uang elektronik tetap meningkat 41,35% year on year (yoy) mencapai Rp 27,1 triliun pada Februari 2022. Sedangkan pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 66,65% yoy mencapai Rp34,6 triliun. Bila ditotalkan nilai transaksi uang elektronik sepanjang tahun berjalan mencapai Rp 61,7 triliun. SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyatakan, transaksi Kartu Mandiri e-Money tumbuh 14% yoy menjadi sebanyak 170 juta hingga Februari 2022. Nilai transaksinya naik 19% yoy menjadi Rp 2,9 trilliun.
“Tetap tumbuh meskipun saat itu mobilitas masyarakat tengah dibatasi lantaran kebijakan PPKM untuk menghambat penyebaran virus omicron. Transaksi paling banyak digunakan di sektor transportasi, retail merchant dan public service,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (28/3). Ia mengklaim, kartu Mandiri e-Money berhasil mempertahankan posisi sebagai market leader di sektor transportasi. Lantaran memiliki pangsa pasar sebesar 69% posisi 28 Februari 2022 pada sektor ini.
Baca Juga: Likuiditas Perekonomian Melambat pada Februari 2022 Thomas memproyeksikan nilai dan transaksi uang elektronik bisa tumbuh 20% hingga 25% di sepanjang 2022. Oleh sebab itu, bank berlogo pita emas ini akan terus memperluas akses penerimaan, penggunaan, dan top up saldo kartu mandiri e-money. Juga melakukan promosi ataupun branding, sejalan dengan perkembangan era digital, kami juga aktif menjalankan promosi melalui berbagai media digital. Direktur Bank BCA Santoso Liem terus mendorong gerakan non tunai termasuk menyediakan kartu Flazz bagi masyarakat untuk dapat mengakses layanan parkir kendaraan di area parkir. Ia menyatakan kartu Flazz hadir sebagai kartu transaksi multifungsi dengan teknologi chip RFID (Radio Frequency Identification) yang dapat digunakan untuk transportasi umum, bayar tol, parkir, belanja di mini market, hingga transaksi di lebih dari 57.000 outlet merchant. “Frekuensi transaksi Flazz sebesar 97 juta transaksi, sedangkan nominal transaksi Flazz mencapai lebih dari Rp 1,6 triliun hingga Februari 2022. Sementara itu, total Flazz yang beredar kurang lebih 22,8 juta kartu,” paparnya kepada Kontan.co.id. Santoso menambahkan, BCA menawarkan kemudahan bertransaksi dan top up Flazz melalui BCA mobile. Juga menambah variasi design Flazz, menambah partnership penjualan dan atau co-branding Flazz serta memperluas acceptance Flazz, sehingga penggunaan kartu-kartu yang beredar dapat semakin optimal.
Baca Juga: Hingga Februari, Transaksi Digital Banking Bank Mandiri Naik 40% Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan transaksi uang elektronik Brizzi terus tumbuh positif di tengah pandemi saat ini. Tercatat jumlah dan nilai transaksi Brizzi di akhir tahun 2021 yaitu sebesar 244 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp6,8 triliun.
“Transaksi paling banyak digunakan masih didominasi transaksi tol dan sektor transportasi. Saat ini kartu yang sudah aktif beredar ada sekitar 10 juta kartu,” jelasnya. Ia menayatakan dengan normalisasi kegiatan sosial dan ekonomi di masyarakat serta dengan terus melandainya pandemi, tentunya akan berdampak pada peningkatan transaksi, terutama di jalan tol dan sektor transportasi. “Kemudahan top up Brizzi menggunakan BRImo terus disosialisasikan sehingga nasabah tidak perlu khawatir saldo tidak cukup pada saat transaksi. Di sisi lain, bersama dengan QRIS dan BRImo, Brizzi akan terus mengedukasi masyarakat untuk bertransaksi secara cashless,” pungkas Aestika. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi