Transcoal Pacific membidik laba Rp 150 miliar setelah IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Transcoal Pacific Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/7). Perusahaan pengangkutan batubara ini mengusung kode TCPI.

Perusahaan ini melepas 1 miliar saham atau setara 20% dari modal ditempatkan disetor melalui penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO).

Dalam IPO ini, harga TCPI dipatok Rp 138 per saham. Sehingga, perusahaan ini meraih dana Rp 138 miliar melalui aksi korporasi ini. Saham IPO TCPI membukukan kelebihan permintaan alias oversubcribed hampir tiga kali.


Dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan sebagai tambahan modal kerja kegiatan operasional perseroan.

Direktur Utama Transcoal Pacific Dirc Richard Talumewo mengatakan, tahun ini, perusahaan pengangkutan ini membidik laba Rp 150 miliar. Itu artinya, target laba naik sekitar 70% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 88 miliar. "Jumlah kargo semakin banyak dan sebagian besar menggunakan kapal pihak ketiga, sehingga peluang peningkatan kerja kami cukup besar," kata Richard, kemarin.

Menurut Richard, semakin banyak perusahaan tambang besar yang dilayani, sehingga pendapatan perusahaan ini terkerek. Sejauh ini, TCPI rata- rata mengangkut 600.000 ton per bulan. Tahun ini, volume pengangkutan ditargetkan mencapai 6 juta ton.

Untuk mencapai target kinerja itu, TCPI berencana menambah tiga armada kapal. Namun, Richard tidak membeberkan jumlah dana yang dibutuhkan. "Kami berharap dengan menjadi perusahaan terbuka bisa membuka akses perbankan dan penerbitan surat berharga untuk mendapatkan sumber dana pembelian armada," ungkap dia.

Belum lama ini, TCPI juga telah mengakuisisi floating terminal storage seharga US$ 3,5 juta. Diharapkan ada peningkatan pendapatan sebesar Rp 50 miliar di luar kargo.

Menurut Richard, pelemahan kurs rupiah tidak besar dampaknya pada perusahaan, karena mereka hanya melayani domestik dan BUMN.

Pada debut perdana kemarin, saham TCPI ditutup melesat 69,56% ke level Rp 234.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati