KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PLN Indonesia Power (PLN IP) lakukan transformasi 2.0 untuk mendukung akselerasi menuju perusahaan berskala global, dengan mengoptimalkan beragam asetnya dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, Transformasi PLN menjadi landasan aksi korporasi kedepannya, salah satunya melalui pembentukan Subholding Generation Company PLN Indonesia Power. Dengan status tersebut, maka PLN Indonesia Power dinilai harus mengembangkan asetnya.
"Kami sekarang memiliki aset dan harus mengembangkan aset tersebut terutama pengembangan pembangkit-pembangkit," kata Edwin dalam siaran pers, Selasa (11/6).
Baca Juga: Jokowi Groundbreaking PLN Hub, Nilai Investasi Lebih dari Rp 1 Triliun Edwin melanjutkan, PLN telah mengubah visi yang sebelumnya menjadi perusahaan terbesar se-Asia Tenggara kini menargetkan masuk dalam Top Fortune Global 500, sebagai bagian dari subholdingnya, PLN Indonesia Power turut mendorong kontribusi dalam mencapai visi tersebut. "PLN Indonesia Power akan mendukung visi PLN untuk mencapai Top Fortune Global 500, untuk menuju kesana bagaimana menambah pendapatan tetapi biaya harus ditekan," tutur Edwin. Menurut Edwin, PLN Indonesia Power pun telah menghadapi tantangan transisi energi dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dengan mengoptimalkan pembangkit berbasis energi baru terbarukan EBT. Untuk mencapainya korporasi melakukan berbagai terobosan, salah satunya dengan mengoptimalkan peran anak usahanya dalam melakukan transformasi.
Baca Juga: PLN dan Masdar Kaji Rencana Ekspansi PLTS Terapung Cirata Hingga 500 MWac Tiga anak usaha PLN Indonesia Power melakukan transformasi rebranding. Cogindo Daya Bersama menjadi PLN Indonesia Power Services, Putra Indo Tenaga menjadi PLN Indonesia Power Renewables, dan Indo Tenaga Hijau menjadi PLN Indonesia Geothermal. "
Rebranding tiga anak usaha ini menjadi langkah PLN Indonesia Power dalam menjawab tantangan kedepan, sehingga apa yang diharapkan PLN menuju perusahaan Top Fortune Global 500 dapat tercapai," tuturnya. Edwin mengungkapkan,
rebranding ini berbasis pada masa depan yang fokus terhadap NZE, sehingga pengembangan EBT sangat dikedepankan, baik dari pengoperasian hingga pemeliharaan pembangkit. Hal ini pun diterapkan pada anak usaha yang bergerak pada bisnis operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik PLN Indonesia Power Services. Perusahaan tersebut berfokus pada pengembangan bisnis solusi berbagai teknologi pembangkit dan tentunya EBT, meliputi jasa operation, maintenance, repair dan overhoul serta pasokan energi untuk seluruh fasilitas energi baik pembangkit dan non pembangkit serta ekspansi bisnis dengan agresif di global.
Baca Juga: Pengembangan PLTP di NTT Dinilai Berpotensi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat "Fokus PLN IP Services yang selama ini berorientasi pada
Operation and Maintenance (O&M) pembangkit listrik dalam Negeri, namun kini mulai mengembangkan bisnisnya ke luar negeri," jelas Edwin. Selain itu, Putra Indo Tenaga sebagai anak usaha yang fokus pada Pengembangan bisnis investasi di bidang energi, bertransformasi menjadi PLN Indonesia Power Renewables.
Berperan aktif mengembangkan portofolio investasi yang berfokus pada energi baru terbarukan dalam mendukung agenda besar transisi energi Pemerintah Indonesia dan sustainibility PLN Group sebagai upaya mencapai
Net Zerro Emission. Sedangkan
rebranding Indo Tenaga Hijau menjadi PLN Indonesia Geothermal akan membuat PLN Indonesia Power lebih fokus pada pengembangan energi panas bumi. "Inilah babak baru perjalanan PLN Indonesia Power, menjadi leading and sustainable power company dan mendukung pencapaian masuk dalam Top Fortune Global 500," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto