Transformasi Digital: CEO Coursera Terapkan Filosofi Amazon Hadapi Era AI 2026



KONTAN.CO.ID -  Transformasi digital yang dipicu oleh ledakan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah standar kompetensi di pasar kerja global secara fundamental.

Menghadapi tahun 2026, para pemimpin perusahaan kini dituntut untuk tidak hanya mengadopsi teknologi terbaru, tetapi juga merombak budaya organisasi agar tetap kompetitif dan adaptif terhadap perubahan yang sangat cepat.

Salah satu tokoh yang menjadi sorotan dalam transformasi ini adalah Greg Hart, CEO Coursera, perusahaan penyedia layanan pembelajaran daring bernilaiUS$ 1,35 miliar.


Baca Juga: Google Glass Reborn: Belajar dari Kesalahan, Gandeng Warby Parker

Hart, yang menghabiskan 23 tahun kariernya di Amazon dan melapor langsung kepada Jeff Bezos serta Andy Jassy, kini menerapkan filosofi kepemimpinan raksasa e-commerce tersebut untuk membawa Coursera melewati era keemasan AI.

Budaya Perusahaan dan Kecepatan Adaptasi

Keberhasilan sebuah perusahaan dalam menghadapi disrupsi teknologi sangat bergantung pada keselarasan budaya internalnya.

Hart membawa prinsip-prinsip kepemimpinan Amazon yang menekankan pada fokus pelanggan, standar tinggi, dan kecepatan dalam mengeksekusi ide.

Melansir laporan dari Yahoo Finance, Hart mengungkapkan bahwa praktik Jeff Bezos yang mewawancarai hampir setiap karyawan di masa awal Amazon bertujuan untuk memastikan gairah dan visi perusahaan tetap terjaga meskipun skala bisnis terus membesar.

Hal ini menginspirasi Coursera untuk memperkenalkan serangkaian pola pikir kepemimpinan (leadership mindsets) yang spesifik bagi bisnis dan sejarah perusahaan mereka.

Upaya tersebut membuahkan hasil signifikan di tengah lonjakan permintaan kualifikasi AI. Saat ini, platform Coursera telah menyediakan lebih dari 12.000 kursus, di mana 1.100 di antaranya berfokus pada AI generatif.

Angka ini mencerminkan kenaikan sebesar 44% secara tahunan, yang menunjukkan bahwa AI telah menjadi topik paling populer baik bagi individu maupun korporasi.

Baca Juga: Nasihat CEO Raksasa untuk Karier Gen Z 2025, Jangan Takut AI

Strategi Komunikasi Kepemimpinan

Salah satu tantangan terbesar bagi CEO saat ini adalah memastikan visi perusahaan tersampaikan dengan jelas hingga ke level terbawah.

Mengutip informasi dari Yahoo Finance, Hart menerapkan metode repetisi yang terstruktur dalam setiap pertemuan rutin perusahaan (all-hands meeting).

Strategi komunikasi yang diterapkan Coursera untuk memperkuat pemahaman karyawan meliputi:

  • Fokus Tunggal pada Setiap Pertemuan: Setiap pertemuan bulanan hanya fokus membahas satu prinsip kepemimpinan tertentu untuk memberikan konteks yang mendalam bagi karyawan.
  • Distribusi Konten Video: Setiap bulan, jajaran direksi mengirimkan email berisi video yang mengulas satu pola pikir kepemimpinan secara spesifik.
  • Berbagi Studi Kasus Nyata: Memberikan contoh konkret di lapangan yang berkaitan dengan prinsip tersebut agar lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh staf.

Penerapan AI dalam Operasional Perusahaan

Prioritas investasi pada sektor kecerdasan buatan tetap tinggi meskipun kondisi ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian.

Menurut data dari KPMG 2025 U.S. CEO Outlook, sebanyak 74% pemimpin perusahaan menyatakan bahwa investasi pada AI merupakan prioritas utama, sementara 79% lainnya yakin bahwa mereka telah berada di jalur yang benar dalam adopsi teknologi tersebut.

Dalam penggunaan pribadi, Hart memiliki pendekatan unik. Meski menyadari efisiensi yang ditawarkan AI, ia memilih untuk tidak menggunakan teknologi tersebut dalam menulis.

Baginya, menulis adalah proses berpikir yang tidak bisa dialihkan kepada mesin. Namun, di lingkup organisasi, ia sangat mendorong karyawan untuk bereksperimen dengan AI melalui forum internal bernama "AI Sparks".

Tonton: Menteri ESDM Bahlil Buka Suara Rencana Stop Impor Solar Mulai April 2026

Forum bulanan ini menjadi wadah bagi karyawan di semua level untuk berbagi praktik terbaik mengenai penggunaan AI dalam pekerjaan sehari-hari.

Hart menilai bahwa pendekatan yang membebaskan karyawan untuk bereksperimen jauh lebih efektif daripada menetapkan target kuantitatif yang kaku di fase awal.

Melihat Peluang di Balik Hasil Jangka Pendek

Pelajaran penting yang dibawa Hart dari Amazon adalah mengenai pentingnya melihat gambaran besar dalam adopsi teknologi baru.

Fokus yang terlalu sempit pada hasil atau dampak finansial di tahap awal dapat menyebabkan perusahaan kehilangan peluang yang jauh lebih besar di masa depan.

Berdasarkan laporan yang dilansir oleh Yahoo Finance, Hart berpandangan bahwa saat ini target utamanya adalah menciptakan tenaga kerja yang terbiasa menggunakan AI sebanyak mungkin dalam berbagai cara.

Pengukuran dampak secara kuantitatif akan dilakukan seiring berjalannya waktu setelah teknologi tersebut benar-benar terintegrasi dalam sistem kerja.

Dengan fokus pada penguatan budaya, komunikasi yang efektif, serta kebebasan dalam bereksperimen, pemimpin bisnis diharapkan dapat menjaga resiliensi perusahaan di tengah persaingan global yang kian intens menjelang tahun 2026.

Selanjutnya: Simak Jadwal Rights Issue Jumbo Solusi Sinergi Inti Andalan Prima (INET)

Menarik Dibaca: Hujan Lebat di Sini, Cek Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (30/12) Jabodetabek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News