Transformasi Digital di Sekolah Bisa Terbantu dari Platform SaaS Cards



MOMSMONEY.ID - Sektor pendidikan tidak luput harus melakukan transformasi digital. Apalagi, sejak pandemi melanda, institusi pendidikan saat itu pun mau tidak mau harus melakukan digitalisasi dalam kegiatan belajar.

Teknologi digitalisasi di dunia pendidikan, salah satu istilah yang erat dipakai sektor ini adalah Learning Management Systems (LMS). 

Sistem LMS memainkan perang penting yang relevan terhadap Kurikulum Merdeka Belajar, karena memungkinkan terciptanya fleksibilitas dalam pembelajaran hibrida.


Dengan mengimplementasikan LMS sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran yang kini trennya tidak terbatas pada ruang kelas fisik, bisa memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar kapan dan di mana saja. 

Platform yang dapat membantu sekolah melakukan transformasi digital adalah Cards. Digitalisasi sistem manajemen pendidikan juga bisa Cards sediakan.

Paltform SaaS ini memberikan layanan lengkap manajemen data siswa, staf atau guru, PPDB online, administrasi, keuangan, akademik presensi, tabungan hingga transaksi nontunai di kantin lembaga pendidikan. 

Baca Juga: Aliran Investasi Ke Sektor Digital Indonesia Masih Penuh Tantangan

Jadi lembaga pendidikan yang menggunakan solusi dari Cards dapat mengatur administrasi menjadi digital, mudah dilacak, akurat dan aman. 

Akses informasi akademik juga bisa jadi mudah dan trasnparan untuk orangtua maupun sekolah. Informasi umum seperti pengumuman, dan informasi terkait prestasi, pelanggaran, kesehatan, perizinan dan progres bisa mudah terpantau. 

Fitur sistem tagihan juga memudahkan manajemen tagihan menggunakan WhatsApp blast notifikasi aplikasi untuk pengingat tagihan dan bisa diayar melalui berbagai cara. 

Ada juga fitur toko online yang memungkinkan kantin sekolah untuk memiliki toko online yang terhubung dengan sistem kantin dan dapat ditampilkan pada aplikasi orang tua.

Bahkan, aktivitas jajan anak di kantin sekolah bisa dilakuakn cashless menggunakan uang saki digital yang dilengkapi dengan PIN transaksi. Sehingga semua transaksi terekam dan dapat diawasi orangtua. Uang saku juga dapat tersimpan dalam wallet dengan bentuk kartu atau gelang.  

Digitalisasi di atas dimulai dengan sistem cloud. Founder dan CEO Cards Muh Arif Mahfudin menyebutkan, layanan tersebut bisa dinikmati tanpa investasi server dan pengembangan software

Baca Juga: Buat Laporan Keuangan Mudah, Cepat dan Akurat dengan Bantuan Reporthink.AI

Sejak berdiri di 2021, Arif mengatakan, sejauh ini sudah ada lebih dari 500 lembaga pendidikan dan 130.000 siswa yang memanfaatkan solusi dari platform Cards. 

Selain itu, sebanyak 65.000 lebih kartu siswa/santri digital telah didistribusikan sebagai alat transaksi di kantin. Jumlah transaksinya di tahun 2022 sebanyak 2 juta lebih transaksi terekam dengan total nilai mencapai Rp 143 miliar. 

"Pengguna kami 80% dari instansi pondok pesanteren dan selebihnya sekolah swasta yang kebanyakan berasal dari kota tier 2 dan tier 3," kata Arif. 

Cards belum lama ini mengumumkan pendanaan awal yang dimpimpin oleh Katha VC, venture capital dari AS. Investasi ini juga didukung oleh DS/X Venture dan EduSpaze.

Arif menjelaskan, pendanaan tersebut akan dialokasikan untuk membangun tim penjualan regional, memperkuat tim layanan puna jual untuk memastikan implementasi produk lancar di setiap sekolah. 

Selain itu, pendanaan juga akan digunakan untuk mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) untuk mempermudah pekerjaan staf sekolah.  

Selanjutnya: Andalkan Proyek Pemerintah, Kredit Sindikasi Perbankan Berpotensi Meningkat di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Danielisa Putriadita