KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mendukung transformasi digital, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) menggandeng dua perusahaan internasional yakni IBM Indonesia dan SAP Indonesia. Ini merupakan kerja sama dalam transformasi teknologi untuk mempermudah interaksi yang lebih efektif, efisien, dan transparan dalam proses rantai pasok (supply chain) dan pelanggan. Kerja sama ini ditandatangani di Jakarta pada Rabu (5/8). Pjs Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menuturkan, nilai investasi proyek ini mencapai Rp 65 miliar selama lima tahun termasuk implementasi, instalasi, support, dan lisensi. Proyek ini diharapkan dapat membantu emiten baja ini untuk melakukan transformasi bisnis. Implementasi proyek ini diperkirakan akan berjalan dalam kurun waktu 9 bulan hingga 11 bulan ke depan. Adopsi teknologi ini diharapkan dapat terus membantu perkembangan GGRP dan khususnya industri baja di Indonesia. “Ini adalah alat untuk mencapai transformasi. Sangat penting, karena kami ingin perubahan cepat tercapai,” terang Sangkaeng dalam rilis, Rabu (5/8).
Transformasi digital, Gunung Raja Paksi (GGRP) teken proyek investasi Rp 65 miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mendukung transformasi digital, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) menggandeng dua perusahaan internasional yakni IBM Indonesia dan SAP Indonesia. Ini merupakan kerja sama dalam transformasi teknologi untuk mempermudah interaksi yang lebih efektif, efisien, dan transparan dalam proses rantai pasok (supply chain) dan pelanggan. Kerja sama ini ditandatangani di Jakarta pada Rabu (5/8). Pjs Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menuturkan, nilai investasi proyek ini mencapai Rp 65 miliar selama lima tahun termasuk implementasi, instalasi, support, dan lisensi. Proyek ini diharapkan dapat membantu emiten baja ini untuk melakukan transformasi bisnis. Implementasi proyek ini diperkirakan akan berjalan dalam kurun waktu 9 bulan hingga 11 bulan ke depan. Adopsi teknologi ini diharapkan dapat terus membantu perkembangan GGRP dan khususnya industri baja di Indonesia. “Ini adalah alat untuk mencapai transformasi. Sangat penting, karena kami ingin perubahan cepat tercapai,” terang Sangkaeng dalam rilis, Rabu (5/8).