KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital yang tengah gencar dilakukan mulai tercermin dari kinerja keuangan PT Multipolar Tbk (
MLPL). Transformasi ini juga yang membuat entitas Grup Lippo tersebut tak lagi mencatat kerugian di paruh waktu pertama tahun ini. Sejatinya, MLPL mencatat penurunan pendapatan 2,4% secara tahunan menjadi Rp 5,13 triliun di semester pertama tahun ini. Namun, secara kuartalan, MLPL membukukan pendapatan Rp 2,82 triliun pada kuartal kedua, naik 9,8% dibanding periode yang sama tahun lalu ketika agenda transformasi digital belum digencarkan. Peningkatan penjualan berasal dari anak usaha MLPL, yakni PT Matahari Putra Prima Tbk (
MPPA). "MPPA mampu meningkatkan volume penjualan di kuartal kedua 2021 seiring dengan kenaikan penjualan online bisnisnya," ujar Adrian Suherman Chief Executive Officer (CEO) Multipolar, Selasa (31/8).
Baca Juga: Menelusuri jejak bisnis Northstar Group di Indonesia Multipolar mencatat kenaikan laba kotor 6,3% secara tahunan menjadi Rp 538 miliar pada kuartal kedua tahun ini. Entitas yang menaungi bisnis ritel Grup Lippo ini mampu mengurangi beban operasional 9,7% menjadi Rp 477 miliar di kuartal kedua kemarin. Untuk periode yang sama, MLPL juga mampu mengurangi beban bunga sebesar 16,1% menjadi Rp 163 miliar. "Penurunan beban operasi karena MPPA telah melakukan efisiensi atas biaya-biaya operasional yang sifatnya
redundant," imbuh Adrian. Efisiensi tersebut dipoles oleh investasi sebesar Rp 334 miliar di periode kuartal kedua 2021. Dus, MLPL membukukan laba bersih kuartal kedua 2021 sebesar Rp 371 miliar, meningkat 250% dari kuartal kedua 2020 sebesar Rp 106 miliar.
Baca Juga: MLPL Menjadi Pemegang Saham BUKA Jika diakumulasikan, laba bersih Multipolar sepanjang semester pertama tahun ini sebesar Rp 104 miliar. Pencapaian ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu ketika MLPL masih mencatat kerugian bersih Rp 352 miliar. "Peningkatan kinerja keuangan MLPL sudah sejalan dengan strategi MLPL untuk terus meningkatkan
growth setiap anak usaha MLPL baik melalui transformasi bisnis
omnichannel untuk kategori anak usaha peritel maupun efisiensi biaya-biaya operasional dan non operasional," terang Adrian.
Baca Juga: Matahari Putra Prima (MPPA) catat penjualan kotor tumbuh 16,2% pada kuartal II-2021 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati