Transisi Kepemimpinan Berkshire Bawa Perubahan Baru



KONTAN.CO.ID -  Konglomerat investasi global, Berkshire Hathaway, resmi memasuki babak baru dalam sejarah panjangnya pekan ini. Greg Abel kini mengemban tanggung jawab besar untuk memimpin perusahaan yang telah dibangun oleh investor legendaris Warren Buffett selama lebih dari enam dekade.

Melansir laporan Yahoo Finance, Buffett bertransformasi dari seorang investor yang membeli pabrik tekstil New England seharga US$ 7,60 per saham pada tahun 1962, menjadi nahkoda perusahaan raksasa dengan harga saham kelas A yang kini melampaui US$ 750.000 per lembar.

Meskipun Buffett telah menyumbangkan lebih dari US$ 60 miliar kekayaannya selama 20 tahun terakhir, portofolio pribadinya di Berkshire tetap bernilai sekitar US$ 150 billion.


Baca Juga: Kisah Sutradara Kiwi Chow Melawan Kebebasan Film Hong Kong

Strategi Investasi dan Tantangan Pertumbuhan

Selama berpuluh-puluh tahun, kinerja Berkshire Hathaway secara konsisten melampaui indeks S&P 500.

Keberhasilan ini didorong oleh akuisisi strategis di berbagai sektor, mulai dari asuransi seperti Geico dan National Indemnity, manufaktur Iscar Metalworking, merek ritel Dairy Queen, hingga perusahaan kereta api raksasa BNSF.

Namun, mengutip data dari Yahoo Finance, Berkshire mulai menghadapi tantangan dalam mempertahankan laju pertumbuhan tersebut karena ukurannya yang sudah terlalu masif.

Perusahaan juga kesulitan menemukan target akuisisi baru yang cukup signifikan untuk menggerakkan neraca keuangan mereka.

Sebagai contoh, akuisisi OxyChem senilai US$ 9,7 miliar pada musim gugur ini diperkirakan belum cukup kuat untuk memberikan dampak drastis terhadap total laba bersih Berkshire.

Gaya Kepemimpinan Greg Abel

Meskipun pasar menantikan perubahan di bawah kendali Abel, para pengamat memperkirakan tidak akan ada pergeseran radikal dalam waktu dekat.

Buffett tetap menjabat sebagai Chairman dan berencana untuk tetap berkantor setiap hari guna memberikan saran serta membantu memantau peluang investasi baru.

Berdasarkan keterangan analis CFRA Research, Cathy Seifert, transisi kepemimpinan ini merupakan hal yang alami.

Abel diprediksi akan membawa pendekatan manajemen yang lebih tradisional untuk mengelola hampir 400.000 karyawan di berbagai anak perusahaan.

Meski demikian, struktur desentralisasi yang menjadi ciri khas Berkshire diyakini akan tetap dipertahankan.

Beberapa poin penting mengenai transisi manajemen di bawah Greg Abel meliputi:

  • Pembagian Divisi Baru: Abel baru-baru ini menunjuk CEO NetJets, Adam Johnson, untuk mengelola seluruh lini bisnis konsumen, layanan, dan ritel.
  • Fokus Operasional: Abel tetap memegang kendali langsung atas unit bisnis manufaktur, utilitas, dan kereta api.
  • Akuntabilitas Ketat: Berbeda dengan Buffett yang cenderung pasif terhadap operasional anak usaha, Abel dikenal sebagai manajer yang lebih hands-on dan menuntut akuntabilitas tinggi dari para pemimpin unit bisnis.

Tekanan Dividen dan Tumpukan Kas

Salah satu tantangan terbesar yang akan dihadapi Abel adalah tekanan dari investor terkait kebijakan dividen.

Selama ini, Berkshire selalu memegang prinsip untuk menginvestasikan kembali laba perusahaan daripada membagikannya kepada pemegang saham.

Tonton: IHSG Bisa Tembus 10.000 di 2026, Ini Sektor yang Bisa Dicermati!

Mengutip laporan Associated Press, Berkshire saat ini memiliki cadangan kas yang sangat besar mencapai US$ 382 miliar.

Jika Abel tidak mampu menemukan instrumen investasi yang produktif untuk dana tersebut, investor kemungkinan besar akan mendesak perusahaan untuk memulai pembagian dividen atau melakukan program pembelian kembali saham (buyback) secara rutin.

Hingga saat ini, Buffett hanya melakukan buyback saat ia menilai harga saham berada di bawah nilai intrinsiknya, sebuah langkah yang terakhir kali dilakukan pada awal 2024.

Prospek Masa Depan Berkshire

Meski ditinggal oleh sosok ikonik, banyak pihak tetap optimis terhadap masa depan Berkshire.

Chris Ballard, Managing Director Check Capital, menyatakan bahwa sebagian besar lini bisnis Berkshire memiliki fundamental yang sangat kuat dan bisa berjalan dengan sendirinya.

"Sebagai pemegang saham jangka panjang, kami melihat ini sebagai persiapan untuk fase baru yang menarik," ujar Ballard seperti dikutip dari Yahoo Finance.

Ia menambahkan bahwa kepergian beberapa eksekutif senior belakangan ini merupakan bagian dari persiapan perusahaan menghadapi masa depan tanpa keterlibatan langsung Buffett secara penuh.

Saat ini, kekuatan suara Buffett yang mencapai hampir 30% hak suara saham akan melindungi Abel dari tekanan eksternal untuk sementara waktu.

Namun, seiring berjalannya waktu dan rencana distribusi saham Buffett untuk amal, struktur kendali ini perlahan akan mengalami perubahan.

Selanjutnya: 6 Manfaat Makan Buah Semangka untuk Menurunkan Berat Badan

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Makan Buah Semangka untuk Menurunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News