KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyiapkan langkah-langkah untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dan bertransisi dari pandemi menjadi endemi, termasuk melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Sebab, Covid-19 tidak bisa dihilangkan, namun bisa dikendalikan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan seiring dengan penanganan Covid-19 yang diperkirakan semakin baik di tahun 2022, alokasi belanja pada APBN 2022 tetap dirancang untuk pemulihan namun juga fleksibel untuk mengakomodir ketidakpastian ke depan. Sehingga, APBN harus siap merespon dinamika, khususnya pada sektor kesehatan dan perlindungan sosial. “Kita siapkan budget-nya di dalam APBN kita. Bukan hanya vaksin saja. Kita tahu bahwa tenaga kesehatan harus kuat. Waktu 2020-2021 sampai sekarang nakes kita sudah berjibaku bekerja keras, kita berikan insentif. Nah karena ini sudah akan berkelanjutan, kita coba lihat bagaimana bentuk insentif dari nakes sini harusnya agak lebih permanen lagi sesuai dengan kondisi dari endemi tersebut,” jelas Febrio dalam acara Indonesia Bicara pada Kamis (10/9).
Transisi pandemi ke endemi, begini upaya Kemenkeu jaga perekonomian tahun depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyiapkan langkah-langkah untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dan bertransisi dari pandemi menjadi endemi, termasuk melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Sebab, Covid-19 tidak bisa dihilangkan, namun bisa dikendalikan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan seiring dengan penanganan Covid-19 yang diperkirakan semakin baik di tahun 2022, alokasi belanja pada APBN 2022 tetap dirancang untuk pemulihan namun juga fleksibel untuk mengakomodir ketidakpastian ke depan. Sehingga, APBN harus siap merespon dinamika, khususnya pada sektor kesehatan dan perlindungan sosial. “Kita siapkan budget-nya di dalam APBN kita. Bukan hanya vaksin saja. Kita tahu bahwa tenaga kesehatan harus kuat. Waktu 2020-2021 sampai sekarang nakes kita sudah berjibaku bekerja keras, kita berikan insentif. Nah karena ini sudah akan berkelanjutan, kita coba lihat bagaimana bentuk insentif dari nakes sini harusnya agak lebih permanen lagi sesuai dengan kondisi dari endemi tersebut,” jelas Febrio dalam acara Indonesia Bicara pada Kamis (10/9).