Transjakarta menggunakan bus tak layak operasi



JAKARTA.  PT Transjakarta masih mengoperasikan bus-busnya yang seharusnya tak layak karena kurangnya jumlah bus. 

"Sekarang ini jujur saja ya, kenapa kami masih menjalankan  bus-bus yang menurut kami sendiri enggak layak jalan? Karena jumlahnya kurang," jelas Antonius NS Kosasih, Direktur PT Transportasi Jakarta, Sabtu,(21/2). 

"Dulu kita punya sampai 794 bus. Seiring berjalannya waktu, selama 11 tahun ini banyak bus yang sudah rusak. Sekarang tiap hari bus yang jalan itu 460 bus, pernah hanya 406 bus saja yang jalan. Itu tidak cukup untuk 350.000 penumpang setiap hari," ujar Kosasih saat ditemui di halte Transjakarta Manggarai. 


Dari 460 bus yang beroperasi setiap hari, menurut Kosasih terdapat sekitar 40 bus yang tidak layak pakai. "Paling sedikit ada 10% dari bus yang beroperasi. Jadi ada beberapa puluh," kata Kosasih. 

Kosasih bercerita, beberapa waktu lalu saat hujan ia mencoba naik salah satu bus. "Waktu kemarin hujan saya naik bus di koridor 6. Hujan lebat sekali, saya kehujanan di dalam bus karena busnya bocor. Pegangannya juga hampir copot," Kosasih berkisah. 

Keluhan penumpang

Kosasih mengungkapkan, PT Transjakarta pernah melarang pengoperasian bus-bus yang tidak layak jalan itu. "Kami berikan teguran busnya terus kita stop enggak boleh jalan, tapi masyarakat complain. Kita kekurangan bus, busnya enggak datang-datang," ungkap Kosasih. 

Kendati demikian, PT Transjakarta hanya memberikan pengecualian pada bus yang kondisinya masih memenuhi standar keamanan, meskipun secara kenyamanan tidak memadai. 

"Tetapi ke depannya enggak ada (bus tak layak beroperasi). Kita akan integrasi dengan Kopaja dan APTB. Jadi sekitar 300 bus sudah bisa jalan bulan April. Bus itu akan jalan di koridor yang busnya sudah jelek, akan kita prioritaskan," kata Kosasih. 

Perlu diketahui, sebanyak 51 bus telah dipesan untuk menambah jumlah bus Transjakarta. Penambahan bus akan dimulai secara bertahap pada Juni 2015 sampai akhir tahun. (Tara Marchelin Tamaela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia