KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan badan usaha milik daerah (BUMD) penyelenggara jasa angkutan umum di Jakarta didorong untuk segera meremajakan armada bus berbahan bakar fosil menjadi armada berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV). Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan, persoalan polusi udara di Jakarta yang sudah lama dan semakin mengkhawatirkan karena berdampak pada kesehatan warga. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mengurangi sumber polusi di Jakarta, yakni dari sisi tranportasi umum. Ismail mengungkapkan, selama ini pemerintah masih memberikan subsidi BBM kepada operator angkutan umum. Nilai subsidinya tergolong besar mencapai Rp 7 triliun per tahun.
Sayangnya, gas buang dari kendaraan berbahan bakar minyak menghasilkan emisi karbon yang menimbulkan sejumlah penyakit, terutama penyakit saluran pernapasan. Selama ini, pemerintah juga memberikan subsidi kesehatan kepada masyarakat yang nilainya hampir dua kali lipat dari subsidi BBM, yakni mencapai Rp 12 triliun per tahun. Baca Juga: Permintaan Bus Tinggi, Bisnis Karoseri Berseri “Kebijakan subsidi BBM untuk angkutan umum ini ternyata menghasilkan emisi karbon. Emisi karbon ini menimbulkan sejumlah penyakit, yang ini juga menjadi beban bagi pemerintah dalam memberikan subsidi kesehatan. Nilai subsidi kesehatan ini pun cukup fantastis, mencapai dua kali lipat yaitu Rp 12 triliun per tahun,” kata Ismail dalam keterangannya, Rabu (15/5). Ia menambahkan, berdasaran sejumlah penelitian, emisi gas buang dari kendaraan menjadi sumber terbesar polusi di Jakarta. Kontribusi emisi gas buang kendaraan terhada polusi udara pada musim kemarau mencapai 57%, sedangkan pada musim penghujan mencapai 47%. Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Hadirkan Armada Taksi Listrik Terbaru