Transvision anggarkan US$ 150 juta sewa satelit



JAKARTA. PT Indonusa Telemedia alias Transvision akan mengoperasikan satelit sendiri dengan cara menyewa, mulai Mei tahun depan. Satelit ini untuk memperkuat lini bisnis televisi (TV) berbayar mereka. Hanya saja, perusahaan yang menginduk pada Trans Corporation itu belum menyebutkan kepada siapa satelit ini akan disewa.

Manajemen Transvision hanya menyebut akan mengucurkan biaya sewa satelit hingga US$ 150 juta. Penyewaan satu satelit yang menyediakan 18 transponder ini akan berlangsung selama 10 tahun. Tambahan transponder itu akan melengkapi empat transponder yang sudah dimiliki Transvision itu sebelumnya. 

Hengkie Liwanto, Direktur Utama Indonusa Telemedia bilang, Transvison akan mengoperasikan transponder itu secara bertahap. Dia memperkirakan proses persiapan hingga semua transponder berfungsi optimal akan memakan waktu enam bulan sampai tujuh bulan.


Dampak lebih jauhnya, pada tahap awal Transvision berpotensi menambah jumlah kanal baru menjadi sekitar 140 kanal. Saat ini Transvision baru sudah memilik 116  kanal. "Nanti akan ada tambahan kanal menjadi sekitar 200  kanal," ungkap Peter F. Gontha, Komisaris Trans Corporation, kemarin (7/10).

Namun, penambahan kanal itu menuntut belanja modal yang lebih besar. "Dana belanja konten ini juga akan meningkat dua kali lipat tahun depan," kata Hengkie tanpa menyebutkan nilai nominalnya.

Transvision masih optimistis merangkul 800.000 pelanggan tahun ini. Sampai dengan akhir September kemarin, Transvision mengklaim telah memiliki 550.000 pelanggan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina