KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Travelport, perusahaan yang melayani industri travel, dan Galileo Indonesia – distributor Travelport di Indonesia, mencatat para wisatawan di Indonesia lebih mementingkan mendapat nilai lebih dibandingkan biaya, dan juga cenderung mengutamakan pengalaman digital yang baik ketika berwisata, dibandingkan rata-rata wisatawan global. Travelport dan Galileo melanjutkan, wisatawan di Indonesia lebih mencari nilai lebih ketika memesan tiket pesawat ketimbang sekadar mencari harga termurah.
Baca Juga: Ini fokus bisnis Hotel Indonesia Natour (HIN) di tahun 2020-2024 "Hampir 9 dari 10 wisatawan di Indonesia (88%) menganggap bahwa nilai tambah adalah prioritas utama dalam memilih maskapai penerbangan. Konsisten dengan temuan tersebut, hanya 6% yang melakukan pemesanan tiket berdasarkan pertimbangan biaya semata-mata – berbeda secara signifikan dibanding persentase rata-rata global sebesar 18%. Tren ini terlihat di semua kelompok umur," ujar Direktur Regional Wilayah Operator APAC Travelport, Gary Harford, saat memaparkan temuannya bersama Presiden Direktur Galileo Indonesia, Raymond Setokusumo di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/1). Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kontan, para wisatawan di Indonesia juga memiliki ekspektasi tinggi terhadap aspek-aspek selain nilai terlihat dari hasil temuan yang secara konsisten lebih tinggi dari angka rata-rata secara global. Mereka juga memprioritaskan keandalan maskapai (91% dibanding persentase rata-rata secara global sebesar 86%); rute/jadwal penerbangan yang ideal (88% vs 80%); layanan pelanggan yang baik (88% vs 81%); dan pengalaman yang menyenangkan selama penerbangan (86% vs 77%).
Baca Juga: WHO pertimbangkan untuk mengumumkan kondisi darurat global virus corona Hampir sembilan dari sepuluh (86%) wisatawan di Indonesia menganggap pengalaman digital yang baik (seperti
check-
in dan mengakses informasi
gate secara
online) adalah hal yang penting dalam memilih maskapai – tertinggi di dunia (persentase rata-rata secara global adalah 71%). Meskipun para wisatawan tertarik menggunakan teknologi mutakhir untuk meningkatkan pengalaman pemesanan perjalanan mereka, respons terhadap survei tahun ini menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu menjadi jawaban. Setengah wisatawan di Indonesia (52%) dan dua per lima bagian (42%) wisatawan global menganggap bahwa tidak dapat berbicara kepada sesama dapat menyebabkan mereka menjadi frustrasi, meningkat dari 38% pada 2018.
Baca Juga: Sepanjang 2019, devisa sektor pariwisata mencapai Rp 280 triliun “Para wisatawan mengharapkan pengalaman sederhana dan menyenangkan dari penyedia jasa pariwisata sebagaimana yang mereka dapatkan dari penyedia jasa di bidang lainnya. Riset kami menunjukkan bahwa teknologi berperan penting dalam hal ini – baik dalam memberikan layanan penawaran terpersonalisasi yang diharapkan oleh wisatawan di Indonesia, atau membantu mereka mencari nilai terbaik," komentar
Regional Director APAC Operator Territories Travelport, Gary Harford terhadap temuan itu. Sedangkan Raymond Setokusumo, Presiden Direktur dari Galileo Indonesia Perdana, operator Travelport di Indonesia, menyatakan pihaknya memahami ekspektasi konsumen Indonesia yang terus mengalami perubahan merupakan kunci untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. "Wisatawan di sini jelas rela berkorban guna mencari nilai terbaik bagi rencana perjalanan mereka, dan penyedia jasa pariwisata yang cerdas perlu memikirkan cara menyediakan hal tersebut," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .