KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor e-commerce diprediksi masih positif di tahun ini akibat sentimen peningkatan konsumsi domestik. Sentimen tersebut dinilai akan berdampak positif bagi kinerja PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) di tahun ini. Pergerakan dinamika sektor e-commerce pun tidak lepas dari beberapa sentimen negatif yang terjadi sepanjang tahun ini. Pertama, kehadiran TikTok Shop yang memudahkan interaksi antara calon pembeli dengan barang yang dipasarkan. Kedua, pulihnya aktivitas masyarakat, sehingga membuat toko luar jaringan (luring) akan lebih mudah diakses.
Manajemen BUKA pun tidak menampik kehadiran tantangan tersebut. Namun, BUKA sudah menyiapkan strategi inovasi yang akhirnya tercermin dari kinerja mereka di kuartal I 2023. AVP of Media and Communications Bukalapak Fairuza Ahmad Iqbal mengatakan, pihaknya akan fokus untuk tumbuh secara berkelanjutan dengan memprioritaskan pelanggan dan UMKM merchant. “Jika para UMKM kami bertumbuh, perusahaan kami juga ikut bertumbuh,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/6).
Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Cetak Rugi Rp 971 Miliar pada Kuartal I-2023, Ini Sebabnya Fairuza mengatakan, strategi tersebut mampu membantu BUKA mencatatkan raihan yang positif. Hal itu sesuai dengan laporan keuangan kuartal I 2023 yang mencatatkan Total Processing Value (TPV) yang tumbuh sebesar 19% YoY menjadi Rp 40,5 triliun. Raihan itu didorong pertumbuhan dari marketplace dan TPV specialty verticals. “Sebanyak 72% TPV Bukalapak berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional masih tumbuh,” ujar Fairuza. Menurut Fairuza, performa bisnis yang disampaikan melalui laporan keuangan perusahaan merefleksikan hasil dari upaya BUKA untuk menuju EBITDA positif. Sebagai informasi, pendapatan BUKA pada kuartal I 2023 tumbuh 28% YoY menjadi Rp 1,01 triliun. Namun, BUKA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 971,02 miliar pada kuartal I 2023. Di sisi lain, marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77% YoY menjadi Rp 517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi. Selain itu, BUKA membukukan adjusted EBITDA sebesar -Rp 209 miliar pada kuartal I 2023 atau naik sebesar 44% YoY. Rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% di kuartal I 2022 menjadi -0,5% di kuartal I 2023. Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan, beberapa faktor makroekonomi dapat memengaruhi tren konsumsi masyarakat dalam beberapa bulan mendatang. E-commerce pun secara langsung akan mendapatkan dampaknya. Niko melihat, BUKA menjadi penerima manfaat langsung dari momentum ini, jika sentimen akar rumput membaik. Sebab, BUKA tercatat menawarkan lebih banyak TPV ke UMKM mitra mereka. “Hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi kinerja BUKA yang berperang sebagai social commerce yang mengangkat mata pencaharian dengan mencari produk yang lebih luas,” ujarnya dalam riset BRI Danareksa Sekuritas tertanggal 9 Juni 2023. Menurut Niko, BUKA memiliki nilai yang jauh lebih besar akibat hubungan yang relatif kuat dengan sekitar 5 juta warung dengan rantai nilai mapan yang memasok berbagai produk. “Termasuk barang dari Allofresh yang rilis pada kuartal mendatang,” tuturnya. Niko pun merekomendasikan buy saham BUKA dengan target harga Rp 340 per saham.
Baca Juga: Persaingan Menuju Profitabilitas Emiten E-Commerce, Simak Ulasan Serta Rekomendasinya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat