Tren BI rate masih tetap



JAKARTA. Saat ini, Bank Indonesia (BI) masih nyaman untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada level 7,75%. Padahal, sejumlah negara lain seperti Bank of Canada dan Bank Sentral India, memangkas suku bunga acuan mereka karena penurunan inflasi dari merosotnya harga komoditas.

Agus Marto D.W Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan, jika inflasi belum terkendali dan transaksi berjalan belum memadai maka belum ada pergerakan pada suku bunga, sehingga BI masih melihat dampak pasar. “BI belum bisa melakukan penyesuaian BI rate,” kata Agus, Jumat (23/1).

Menurutnya, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada bulan Januari ini dan penurunan harga cabai mulai menunjukan inflasi yang rendah, namun inflasi itu belum terkendali, karena harga barang seperti daging ayam dan telor ayam menunjukan tren peningkatan. “Tentu itu harus disikapi karena masih tercatat inflasi,” tambahnya.


BI memproyeksikan, inflasi masih akan tinggi pada Januai sampai Oktober tahun 2015, namun menjelang akhir tahun inflasi akan mencapai target 4% plus minus 1%.

Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI, mengatakan, inflasi tercatat turun menjadi 7,5% dari 8% pada bulan Januari 2015. “Berdasarkan minggu ketiga, bisa dikatakan inflasi 7,5% (yoy),” ucap Perry.

Agus Tony Poputra,  Pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi Manado, menyampaikan BI seharusnya segera menurunkan bunga acuan BI rate, karena laju inflasi cenderung melemah. Menurut dia, pada Januari 2015 ini diperkirakan akan terjadi inflasi negatif atau deflasi terkait penurunan harga BBM dan harga bahan makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie