JAKARTA. Saat ini, Bank Indonesia (BI) masih nyaman untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada level 7,75%. Padahal, sejumlah negara lain seperti Bank of Canada dan Bank Sentral India, memangkas suku bunga acuan mereka karena penurunan inflasi dari merosotnya harga komoditas. Agus Marto D.W Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan, jika inflasi belum terkendali dan transaksi berjalan belum memadai maka belum ada pergerakan pada suku bunga, sehingga BI masih melihat dampak pasar. “BI belum bisa melakukan penyesuaian BI rate,” kata Agus, Jumat (23/1). Menurutnya, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada bulan Januari ini dan penurunan harga cabai mulai menunjukan inflasi yang rendah, namun inflasi itu belum terkendali, karena harga barang seperti daging ayam dan telor ayam menunjukan tren peningkatan. “Tentu itu harus disikapi karena masih tercatat inflasi,” tambahnya.
Tren BI rate masih tetap
JAKARTA. Saat ini, Bank Indonesia (BI) masih nyaman untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada level 7,75%. Padahal, sejumlah negara lain seperti Bank of Canada dan Bank Sentral India, memangkas suku bunga acuan mereka karena penurunan inflasi dari merosotnya harga komoditas. Agus Marto D.W Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan, jika inflasi belum terkendali dan transaksi berjalan belum memadai maka belum ada pergerakan pada suku bunga, sehingga BI masih melihat dampak pasar. “BI belum bisa melakukan penyesuaian BI rate,” kata Agus, Jumat (23/1). Menurutnya, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada bulan Januari ini dan penurunan harga cabai mulai menunjukan inflasi yang rendah, namun inflasi itu belum terkendali, karena harga barang seperti daging ayam dan telor ayam menunjukan tren peningkatan. “Tentu itu harus disikapi karena masih tercatat inflasi,” tambahnya.