Tren digital mengubah perilaku marketing Toyota



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi jual beli digital sekarang tak hanya untuk barang-barang fast moving consumer goods (FMCG). Tapi juga mengarah ke produk-produk otomotif.

PT Toyota-Astra Motor (TAM) pun melihat 10 tahun lalu, masyarakat masih mencari produk-produk otomotif dari media konvensional. Seperti koran, majalah, tabloid, radio maupun televisi. Sedangkan lima tahun terakhir polanya berubah menjadi ke media online, youtube, instagram dan platform digital.

Menghadapi kenyataan tersebut, Agen Pemegang Merk (APM) Toyota itu pun merasa perlu ada pendekatan baru ke konsumen yakni lewat digital.


Anton Jimi, Marketing Director TAM menjelaskan pendekatan digital atau digital approach pertama kali dilakukan Toyota melalui situs resmi Toyota Indonesia (www.toyota.astra.co.id).

Saat ini situs tersebut diklaim menduduki peringkat pertama di Indonesia untuk kategori industri otomotif. Serta posisi ketiga secara global dibawah Toyota Amerika Serikat dan Toyota Jepang. "Dengan jumlah 1 juta pengunjung per hari di website Toyota, kami lihat trennya memang konsumen ke arah digital," jelas Anton, Selasa (5/3).

Selain melalui situs resmi, Toyota juga hadir lewat platform youtube, facebook, twitter, dan instagram. Bahkan hari ini TAM memperkenalkan Toyota Interactive Virtual Assistant atau disebut "TARRA".

Akan tetapi, TAM meihat pola belanja konsumen masih bercampur antara online dan offline. Konsumen saat ini mencari informasi memang menggunakan platform onlien. Tapi untuk sampai ke penentuan pembelian dan tes kendaraan masih membutuhkan jaringan diler atau offline.

"Awareness dan interest memang sudah ada di digital media. Tapi pembelian (purchase) dan after purchase masih perlu tatap muka langsung," jelasnya.

Hanya saja dengan adanya pola bercampurnya tersebut merubah biaya marketing dari Toyota. Anton menjelaskan 10 tahun lalu, biaya marketing digital hanya sekitar 10% dari total biaya marketing keseluruhan.

Sedangkan saat ini jumlahnya bisa mencapai 50% dari total biaya marketing. "Kedepannya kami tentu lihat tren digital akan semakin berkembang dan kami perlu terus menyesuaikan dengan perkembangan jaman," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .