JAKARTA. Perkembangan bisnis ikan hias sebagai salah satu produk perikanan nonkonsumsi mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang menjanjikan secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi sebesar Rp 1,78 triliun, atau melebihi target pada tahun 2013 yakni Rp 1,5 triliun. Dari 17 komoditas yang ditangani oleh Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi Ditjen P2HP, nilai perdagangan produk nonkonsumsi terbesar pada tahun 2013 adalah ikan hias sebesar Rp 819 miliar, tepung ikan Rp 611 miliar dan rumput laut non konsumsi dengan nilai sebesar Rp 74 miliar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per bulan Oktober 2013, volume ekspor ikan hias botia Indonesia tercatat sebanyak 29.353 kilogram (kg) dengan nilai sebesar US$ 573.000. Sementara itu pada tahun sebelumnya, volume ekspor ikan hias botia tahun 2012 mencapai 29.280 kg dengan nilai sebesar US$ 775.000. Saut P Hutagalung Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia, mengingat pasar internasional yang prospektif dan potensi sumber daya yang melimpah. Dari sisi suplai, perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan, hal ini terlihat dari trend produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP produksi budidaya ikan hias pada tahun 2012 sebesar 1,1 miliar ekor dan meningkat menjadi 1,5 miliar ekor pada tahun 2013. "Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Propinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta," kata Saut dalam siaran persnya, Jumat (20/6). Jenis ikan hias air tawar yang potensial adalah ikan botia, koi, cupang, mas koki, discus, arwana, tetra, manfish, black ghost, oscar dan ikan hias komet. Ikan hias botia merupakan salah satu ikan hias unggulan dari Indonesia dengan sentra produksi ikan hias Botia terletak di Kota Jambi dan Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Database, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar US$ 21,015 juta, atau 8,12% dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$ 258,8 juta. Indonesia menempati posisi kelima setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia. Ikan hias botia juga merupakan komoditas ekspor dengan wilayah pemasarannya meliputi Singapura, USA dan Eropa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tren ekspor ikan hias Indonesia mengembirakan
JAKARTA. Perkembangan bisnis ikan hias sebagai salah satu produk perikanan nonkonsumsi mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang menjanjikan secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi sebesar Rp 1,78 triliun, atau melebihi target pada tahun 2013 yakni Rp 1,5 triliun. Dari 17 komoditas yang ditangani oleh Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi Ditjen P2HP, nilai perdagangan produk nonkonsumsi terbesar pada tahun 2013 adalah ikan hias sebesar Rp 819 miliar, tepung ikan Rp 611 miliar dan rumput laut non konsumsi dengan nilai sebesar Rp 74 miliar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per bulan Oktober 2013, volume ekspor ikan hias botia Indonesia tercatat sebanyak 29.353 kilogram (kg) dengan nilai sebesar US$ 573.000. Sementara itu pada tahun sebelumnya, volume ekspor ikan hias botia tahun 2012 mencapai 29.280 kg dengan nilai sebesar US$ 775.000. Saut P Hutagalung Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia, mengingat pasar internasional yang prospektif dan potensi sumber daya yang melimpah. Dari sisi suplai, perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan, hal ini terlihat dari trend produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP produksi budidaya ikan hias pada tahun 2012 sebesar 1,1 miliar ekor dan meningkat menjadi 1,5 miliar ekor pada tahun 2013. "Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Propinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta," kata Saut dalam siaran persnya, Jumat (20/6). Jenis ikan hias air tawar yang potensial adalah ikan botia, koi, cupang, mas koki, discus, arwana, tetra, manfish, black ghost, oscar dan ikan hias komet. Ikan hias botia merupakan salah satu ikan hias unggulan dari Indonesia dengan sentra produksi ikan hias Botia terletak di Kota Jambi dan Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Database, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar US$ 21,015 juta, atau 8,12% dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$ 258,8 juta. Indonesia menempati posisi kelima setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia. Ikan hias botia juga merupakan komoditas ekspor dengan wilayah pemasarannya meliputi Singapura, USA dan Eropa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News