KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merosotnya harga nikel dalam beberapa waktu terakhir dianggap sebagai dampak dari kondisi supply yang minim di tengah kondisi demand atau permintaan yang masih bertumbuh. Meskipun begitu, lewat kebijakan pemerintah Indonesia untuk menahan ekspornya diharapkan mampu kembali mendorong naik harga. Mengutip Bloomberg, harga nikel untuk acuan tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 2,24% ke level US$ 14.360 per ton pada perdagangan Rabu (20/11). Angka tersebut merosot dari catatan hari sebelumnya yang mana harga nikel berada di level US$ 14.690 per ton. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, sebagai top performer metal harga nikel wajar terkoreksi saat overbought. Apalagi, rekan komoditinya juga tengah merasakan hal serupa. "Supply masih terancam, sedangkan demand lumayan baik," ungkap Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (21/11).
Tren harga nikel jangka panjang masih bullish
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merosotnya harga nikel dalam beberapa waktu terakhir dianggap sebagai dampak dari kondisi supply yang minim di tengah kondisi demand atau permintaan yang masih bertumbuh. Meskipun begitu, lewat kebijakan pemerintah Indonesia untuk menahan ekspornya diharapkan mampu kembali mendorong naik harga. Mengutip Bloomberg, harga nikel untuk acuan tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 2,24% ke level US$ 14.360 per ton pada perdagangan Rabu (20/11). Angka tersebut merosot dari catatan hari sebelumnya yang mana harga nikel berada di level US$ 14.690 per ton. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, sebagai top performer metal harga nikel wajar terkoreksi saat overbought. Apalagi, rekan komoditinya juga tengah merasakan hal serupa. "Supply masih terancam, sedangkan demand lumayan baik," ungkap Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (21/11).