Tren harga semen menurun, bisnis Semen Bosowa tetap terjaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga semen di Indonesia masih belum stabil memasuki awal tahun 2021. Tren tersebut mendapat perhatian dari salah satu produsen semen dalam negeri yaitu PT Semen Bosowa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga semen turu 0,11% di bulan Februari 2021. Padahal, di bulan Januari 2021 harga semen sanggup naik 0,23%.

Direktur Pemasaran Bosowa Muhammad Ismail Iskandar menilai, efek pandemi Covid-19 masih menjadi salah satu penyebab turunnya harga semen di awal semester 2021. Pandemi Covid-19 membuat beberapa proyek infrastruktur tidak berjalan optimal, sehingga permintaan semen untuk kebutuhan proyek tersebut berkurang.

“Turunnya permintaan dan kondisi oversupply menjadi faktor yang mempengaruhi harga semen di pasaran,” kata dia, Selasa (23/3).


Walau begitu, ia memastikan penurunan harga semen tersebut tidak mempengaruhi kelangsungan operasional bisnis Bosowa. Perusahaan ini tetap berupaya menjalankan roda operasional dengan lebih efektif dan efisien.

Baca Juga: Kerek kinerja, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) perkuat segmen ekspor

Manajemen Bosowa telah menerapkan strategi berupa pengaturan ulang atau peninjauan kembali daerah pemasaran produk semen yang ada. Perusahaan tersebut juga melakukan penghematan biaya di semua sektor, terutama distribusi.

Ismail berharap naiknya anggaran pemerintah di sektor infrastruktur pada tahun 2021 dapat menjadi pemicu maraknya kembali kegiatan-kegiatan proyek yang sempat tertunda di tahun sebelumnya. Alhasil, permintaan terhadap produk semen dapat membaik sehingga memberi angin segar bagi perusahaan seperti Bosowa.

“Kenaikan anggaran infrastruktur kami harap dapat positif, meski secara nasional permintaan semen masih minus pertumbuhannya,” ungkap dia.

Dikutip dari situs resmi perusahaan, Bosowa saat ini memproduksi semen Portland Type 1 (OPC), semen Portland Pozzoland (PPC), dan semen Composite Portland (PCC).

Bosowa memiliki pabrik semen di Maros, Sulawesi Selatan yang terintegrasi dengan tambang batu kapur yang menjadi bahan baku utama pembuatan semen. Pabrik ini memproduksi clinker berkapasitas 4 juta ton per tahun dan semen berkapasitas 4,2 juta ton per tahun.

Selain itu, Bosowa memiliki pabrik semen di Banyuwangi, Jawa Timur yang berkapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun serta ditujukan untuk konsumen di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Selanjutnya: Produsen Semen Meminati Limbah Abu Batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .