JAKARTA. Pengusaha ritel berharap lonjakan kenaikan harga barang atau inflasi Januari 2017 yang mencapai 0,97%, tidak mengganggu bisnisnya. Karena itu, agar inflasi yang cukup tinggi ini tak memengaruhi daya beli masyarakat, peritel akan melakukan beberapa cara agar penjualan tahun ini tidak lesu. Dalam catatan Badan Pusat Statistik, angka inflasi Januari 2017 ini tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Pemicu inflasi Januari 2017 diantaranya, kebijakan pemerintah menaikan biaya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan keputusan PLN mengerek tarif listrik. Sementara harga bahan pangan yang naik tinggi terutama cabai rawit merah. Memang gambaran inflasi tinggi ini belum terasa oleh peritel. PT Ramayana Lestari Sentosa misalnya, mengklaim penjualan sepanjang Januari 2017 lalu masih tumbuh. "Januari cukup baik, sekitar 4%," ujar Aloysius Santosa, Hubungan Investor PT Ramayana Lestari Sentosa kepada KONTAN, akhir pekan ini.
Tren inflasi tinggi menghantui bisnis ritel
JAKARTA. Pengusaha ritel berharap lonjakan kenaikan harga barang atau inflasi Januari 2017 yang mencapai 0,97%, tidak mengganggu bisnisnya. Karena itu, agar inflasi yang cukup tinggi ini tak memengaruhi daya beli masyarakat, peritel akan melakukan beberapa cara agar penjualan tahun ini tidak lesu. Dalam catatan Badan Pusat Statistik, angka inflasi Januari 2017 ini tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Pemicu inflasi Januari 2017 diantaranya, kebijakan pemerintah menaikan biaya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan keputusan PLN mengerek tarif listrik. Sementara harga bahan pangan yang naik tinggi terutama cabai rawit merah. Memang gambaran inflasi tinggi ini belum terasa oleh peritel. PT Ramayana Lestari Sentosa misalnya, mengklaim penjualan sepanjang Januari 2017 lalu masih tumbuh. "Januari cukup baik, sekitar 4%," ujar Aloysius Santosa, Hubungan Investor PT Ramayana Lestari Sentosa kepada KONTAN, akhir pekan ini.