Tren investasi di Indonesia tengah meningkat, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi dapat meningkat sebesar Rp 792 triliun sampai akhir 2019, atau tumbuh sekitar 9% dari tahun 2018.

Kepala BKPM Thomas Trikasi Lembong mengatakan tren investasi di tahun ini akan tumbuh. Dia melihat sejak akhir kuartal IV-2018 hingga kuartal II-2019 geliat investor berlanjut positif.

Baca Juga: Pertumbuhan investasi semester I 2019 tak sesuai harapan pengusaha


Thomas memaparkan kepercayaan diri investor kembali ke pasar Indonesia tersokong sentimen eksternal yakni tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang meredam. Dari sisi internal stabilitas politik mulai terasa pasca pengumuman Pilpres.

“Secara siklus politik memang setahun sebelum pemilu sudah pasti melambat, maka setelahnya tumbuh atau recovery. Stabilitas ekonomi jadinya sudah mulai terjamin,” kata Thomas dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini mengatakan, investasi langsung atau penanaman modal bakal moncer di tahun ini. Alasannya, pembentukan Foreign Direct Invesment (FDI) terhadap Gross Domestic Bruto (GDP) masih kecil. Sehingga peluang aliran dana investasi langsung masih terbuka lebar.

Mikail menambahkan, siklus investasi yang melambat tahun lalu, membuat investor mantap menebar modal ke tahun ini. “Tahun lalu kontraksi investasi, sentimen eksternal dan internal yang positif tahun ini mendukung aliran asing,” kata Mikail kepada Kontan.co.id, Selasa (30/7).

Baca Juga: Berikut 5 negara dengan investasi terbesar di Indonesia

Berkaca pada tahun lalu, secara global pertumbuhan investasi langsung asing turun. Hal ini ditandai dengan (FDI) di dunia secara umum melemah 20%. Mikail bilang penyebab utamanya adalah perlambatan ekspor dan impor akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pengusaha tetap optimistis aliran investasi langsung terkucur ke dunia usaha.

Editor: Noverius Laoli