KONTAN.CO.ID - Insight Investment MAnagement mengamati, tren investasi pasif mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, Reksadana Insight Sri-Kehati Likuid bisa menjadi salah satu pilihan untuk investor manfaatkan.
Asset under management (AUM) atau dana kelolaan dari investasi pasif konsisten mengalami peningkatan. Tercatat, arus dana pengelolaan dana investasi pasif secara global antara 2013 hingga 2022 konsisten mengalami
inflow. Sejak 2013, pengelolaan dana investasi pasif secara global yang terdiri dari reksadana indeks dan ETF, telah menghimpun total US$ 7,2 triliun. Lebih tinggi dibandingkan dengan US$ 0,9 triliun untuk pengelolaan dana investasi secara aktif.
Sekadar informasi, investasi pasif adalah strategi investasi investor atau manajer investasi untuk tidak secara aktif mencoba mengalahkan pasar atau indeks, melainkan mencoba mencerminkan kinerja pasar secara keseluruhan atau indeks tertentu. Contoh umum dari investasi pasif adalah reksadana indeks yang dirancang untuk mereplikasi kinerja indeks tertentu, jenis reksadana ini tidak terlalu banyak melibatkan keputusan aktif dalam pemilihan saham atau obligasi. Sebaliknya, tujuannya adalah mencerminkan atau mengikuti perubahan kinerja indeks acuan. Baca Juga:
Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Diramal Bakal Laris, Ini Penyebabnya Direktur PT Insight Investments Management (Insight IM) Ria Meristika Warganda menyatakan, tren peningkatan dana kelolaan investasi pasif secara global terus meningkat. "Investasi pasif ini memiliki berbagai keunggulan yang membuatnya kian diminati," katanya dalam siaran pers, Jumat (23/2). Mulai dari biaya manajemen yang cenderung rendah, kinerja yang cenderung konsisten dengan indeks, pendekatan yang cenderung lebih sederhana dan mudah dipahami, hingga cocok untuk investor dengan tujuan jangka panjang. "Reksadana indeks yang dikelola secara pasif dapat menjadi alternatif investasi untuk mengungguli IHSG," ujar Ria. Selanjutnya, Ria bilang, dalam memilih produk reksadana indeks, penting bagi investor untuk mempertimbangkan beberapa aspek. Misalnya, sangat penting untuk memilih produk reksa dana yang memiliki kinerja historikal yang unggul. Kemudian, memiliki
track record kemampuan
recovery pasca krisis, serta potensi
return yang baik ke depannya. Terlebih lagi, investor bisa turut mempertimbangkan
added value yang dimiliki. Baca Juga:
Strategi di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga, Sektor Saham Ini Bisa Jadi Pilihan Ria menyampaikan, saat ini, para investor, terutama dari kalangan generasi milenial dan Z, semakin peduli dengan investasi yang memiliki
added value berupa dampak sosial dan lingkungan atau memenuhi prinsip lingkungan, sosial, dan tata Kelola atau
environmental, social, and governance (ESG). Insight IM telah merespons tren ini dengan mengenalkan produk Reksa Dana Indeks Insight SRI-KEHATI Likuid. Reksadana ini lahir dengan referensi Principle for Responsible Investment (PRI) dari United Nations (PBB). Indeks SRI-KEHATI melakukan seleksi atas emiten-emiten saham dengan berbasis pada prinsip SRI (Socially Responsible Investment) dan ESG. "Reksadana Insight SRI-KEHATI Likuid bisa menjadi pilihan bagi investor yang tertarik untuk memilih investasi dengan basis prinsip ESG dan dengan strategi pasif," jelas Ria. "Reksadana ini memiliki performa historis mengungguli indeks saham lainnya seperti MSCI Indonesia, LQ45, dan IDX30 dalam periode 1, 3, dan 5 tahun," imbuh dia.
Selain itu, Reksadana Insight SRI-KEHATI Likuid juga memiliki kemampuan
recovery pasca krisis yang lebih baik dibandingkan dengan IHSG dan indeks SRI-KEHATI sendiri. Ria menjelaskan, secara historis, produk ini lebih cepat pulih dalam periode krisis seiring dengan pulihnya Indeks SRI-KEHATI.Hal ini tercermin dari Reksadana Insight SRI-KEHATI Likuid yang telah mengalami 2 kali periode krisis, yakni pada 2018 dan 2020. Terbukti, kinerja produk reksadana ini tercatat lebih unggul dibanding IHSG 1 dan 3 tahun pasca titik terendahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Francisca bertha