Tren kenaikan bunga, bank menengah kecil harus waspada



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tercatat telah menaikkan bunga acuan 175bps sejak awal tahun. Transmisi kenaikan bunga acuan ke bunga deposito dan kredit belum sepenuhnya usai.

Hal ini ditambah lagi dengan proyeksi bunga acuan AS The Fed yang masih akan naik 3 kali pada tahun depan. Hal ini menyebabkan risiko suku bunga dan tergerusnya margin bank kedepan.

Tergerusnya margin bank ini karena pada tahap awal bank harus menaikkan bunga deposito dulu baru dalam beberapa bulan bisa mentransmisikan ke kenaikan bunga kredit. Padahal kenaikan bunga deposito berarti bank harus mencadangkan biaya dana yang lebih tinggi.

Hal ini bisa menggerus margin bank. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Lee Youngjun dalam risetnya menyebut, dengan risiko kenaikan bunga ini akan menguntungkan bagi bank besar.

“Yang memiliki positive re-pricing gap, likuiditas tinggi, dan kualitas aset yang baik,” kata Lee Youngjun dalam risetnya. Bank menengah kecil diproyeksi akan lebih terdampak dibandingkan bank besar.

Direktur Utama Bank Dinar Indonesia, Hendra Lie mengakui kenaikan bunga akan menyebabkan biaya dana naik. “Namun dalam jangka tertentu ini akan menyebabkan revenur dari dana juga akan naik misalnya dari kredit dan penempatan antar bank,” kata Hendra kepada kontan.co.id, Jumat (14/12).

Untuk mengantisipasi penurunan margin bank akibat risiko bunga, bank menengah kecil sudah mensiapkan strategi. Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sahabat Sampoerna mengatakan untuk mempertahankan NIM bank harus mentransmisikan kenaikan biaya dana ke nasabah. “Artinya bunga kredit juga harus naik,” kata Henky kepada kontan.co.id, Jumat (14/12).

Ferry Koswara, Direktur Operasional Bank of India Indonesia juga mempunyai startegi sama yaitu akan menaikkan bunga kredit. “Ini akan menjaga NIM dikisaran 4%-5%,” kata Ferry Jumat (14/12).

Bank Dinar optimis sampai akhir 2018 NIM Bank Dinar akan mencapai 4,4% sampai akhir taun. Sebagai gambaran NIM sampai Oktober 2018 sebesar 4,37%. Secara industri perbankan, sampai kuartal 3 2018, NIM bank menengah kecil rata rata mengalai penurunan.

Untuk kelompok bank dengan modal inti Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun atau BUKU IV mencatat penurnuan Nim 17 bps menjadi 4,22%. Sedangkan untuk bank BUKU II atau modal inti antara Rp 5 triliun sampai Rp 1 triliun mencatat penurunan NIM 15bps menjadi 5,03% sedangkan bank BUKU I atau bank dengan modal inti bawah Rp 1 triliun mencatat NIM naik tipis 9bps menjadi 5,61%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .