KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah belum berhenti mendaki. Selain menguntungkan sejumlah sektor bisnis, kondisi ini juga mengundang kecemasan di pasar modal. Harga minyak WTI untuk kontrak Juni 2018, hingga kemarin pukul 20:00 WIB, menyentuh US$ 70,72 per barel. Ini adalah posisi terkuat minyak sejak 8 Desember 2014. Senior Research Infovesta Utama, Praska Putrantyo, menilai kenaikan harga minyak antara lain dipicu oleh spekulasi Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Imbasnya, ekspor minyak Iran masih akan tersendat. Krisis ekonomi di Venezuela juga memantik kenaikan harga minyak. "Akan terpengaruh jangka pendek saja, karena krisis ekonomi Venezuela tak akan berpengaruh global," ungkap dia.
Tren kenaikan harga minyak bisa menekan pasar saham
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah belum berhenti mendaki. Selain menguntungkan sejumlah sektor bisnis, kondisi ini juga mengundang kecemasan di pasar modal. Harga minyak WTI untuk kontrak Juni 2018, hingga kemarin pukul 20:00 WIB, menyentuh US$ 70,72 per barel. Ini adalah posisi terkuat minyak sejak 8 Desember 2014. Senior Research Infovesta Utama, Praska Putrantyo, menilai kenaikan harga minyak antara lain dipicu oleh spekulasi Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Imbasnya, ekspor minyak Iran masih akan tersendat. Krisis ekonomi di Venezuela juga memantik kenaikan harga minyak. "Akan terpengaruh jangka pendek saja, karena krisis ekonomi Venezuela tak akan berpengaruh global," ungkap dia.