KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bakal mendorong kenaikan suku bunga dana dan kredit perbankan. Analisis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi mempengaruhi pola kedua elemen tersebut. Kondisi ini berpotensi pula mempengaruhi target kinerja net interest margin (NIM) perbankan.. Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, pasca kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7 days reverse repo rate (7DRR) sebanyak 100 basis poin (bps), pihaknya berusaha keras menjaga NIM berada di level stabil. Menurut catatan Iman, sampai akhir kuartal II 2018 sejauh ini NIM BTN berada di level 4,2%. Bila sebelumnya BTN mematok NIM pada akhir tahun 2018 bisa di atas 4,5% hingga 5%, kini bank spesialis kredit perumahan tersebut hanya memproyeksikan NIM 4,5% pada akhir tahun. Karena BTN melihat margin yang tergerus pasca kenaikan bunga acuan BI serta likuiditas yang mengetat.
Tren kenaikan kredit dan bunga deposito bisa menggerus margin perbankan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bakal mendorong kenaikan suku bunga dana dan kredit perbankan. Analisis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi mempengaruhi pola kedua elemen tersebut. Kondisi ini berpotensi pula mempengaruhi target kinerja net interest margin (NIM) perbankan.. Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, pasca kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7 days reverse repo rate (7DRR) sebanyak 100 basis poin (bps), pihaknya berusaha keras menjaga NIM berada di level stabil. Menurut catatan Iman, sampai akhir kuartal II 2018 sejauh ini NIM BTN berada di level 4,2%. Bila sebelumnya BTN mematok NIM pada akhir tahun 2018 bisa di atas 4,5% hingga 5%, kini bank spesialis kredit perumahan tersebut hanya memproyeksikan NIM 4,5% pada akhir tahun. Karena BTN melihat margin yang tergerus pasca kenaikan bunga acuan BI serta likuiditas yang mengetat.