Tren Kenaikan NPL Kartu Kredit Berlanjut Hingga Juli



JAKARTA. Lampu kuning mulai menyala untuk para penerbit kartu kredit. Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, nilai kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) kartu kredit per akhir Juli 2009 sebesar Rp 2,8 triliun.

Angka ini memang lebih rendah kalau dibandingkan dengan nilai NPL per akhir Juli 2008 yang sebesar Rp 2,9 triliun. Namun posisi per Juli 2009 itu menunjukkan tren kenaikan NPL kartu kredit yang terjadi sejak Maret 2009.

Kartu kredit terbitan bank asing menyumbang kenaikan NPL terbesar. Nilai NPL kartu kredit bank asing per akhir Juli sebesar Rp 1,8 triliun, naik dari Rp 1,7 triliun di akhir Juni. "Wajar kalau NPL bank asing yang paling besar, mengingat pangsa pasar bank asing di kartu kredit mencapai 65% ," ujar Dodit W. Probojakti, Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), kemarin.


Dodit menilai kenaikan NPL kartu kredit bank asing masih dalam batas yang bisa ditolerir.

Dalam pantauan AKKI, para nasabah kartu kredit mulai mengerem penggunaan kartu. "Buktinya bisa dilihat di masa Lebaran tahun ini. Nilai transaksi di saat Lebaran hanya naik 20%, padahal kenaikan transaksi di Lebaran tahun lalu mencapai 44%," ujar Doddit.

Kepala Pembiayaan Konsumer RBS Indonesia, Dessy Safitri Masri, membenarkan tren kenaikan NPL kartu kredit di banknya. "Namun besarannya masih wajar. Apalagi kemarin ada Lebaran," ujar Dessy.

Standard Chartered (Stanchart) juga mengalami peningkatan NPL sepanjang Juli. Tren kenaikan NPL kartu kredit di Stanchart berlangsung sejak Maret, sama seperti kecenderungan yang terjadi di industri. "Angkanya masih bisa kami kendalikan," kata General Manager Kartu Kredit dan Pinjaman Personal Stanchart Lani Dhamawan.

Citibank yang merupakan salah satu penerbit kartu kredit terbesar di Indonesia mengaku, tidak mencatat kenaikan NPL yang signifikan. "NPL kartu kredit kami masih di bawah 5%," ujar Rico Frans, Country Marketing Head Citibank N.A

Citibank mengandalkan sistem informasi debitur serta mengetatkan penagihan untuk mengendalikan NPL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan