KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan perusahaan
financial technology (fintech) turut memberikan kontribusi positif terhadap industri pasar modal domestik. Ini tercermin dari penjualan reksadana melalui
selling agent (SA) fintech yang terus naik dari tahun ke tahun. Mengutip data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 2022, dana kelolaan reksadana dana yang dijual lewat
fintech senilai Rp 25,94 triliun. Angka tersebut naik 66% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 15,66 triliun. Kepala Divisi Penyelesaian Transaksi dan Administrasi Layanan KSEI Dharma Setyadi melihat bahwa tren tersebut masih bakal berlanjut di 2023 ini. Berhubung, pertumbuhan jumlah investor reksadana yang terus meningkat.
Memang, mayoritas investor reksadana memiliki rekening di SA Fintech. Tercatat, 78,17% dari total investor pasar modal yang sebanyak 10,3 juta investor memiliki rekening di SA Fintech dan didominasi oleh investor individu. “Trennya investor milenial bakal naik, terutama gen Z,” ujar Dharma kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Dirut BAUT Simon Hendiawan: Mengalami Pahit Manis Investasi di Saham dan Kripto Menurut Dharma, kemudahan yang ditawarkan dalam fintech yang membuat banyak nasabah memilih berinvestasi melalui fintech. Sebagai informasi, saat ini ada terdapat 17 SA fintech yang tercatat dalam sistem KSEI. “Ini karena peran SA Fintech dalam penambahan jumlah investor dengan teknologi yang memudahkan proses pendaftaran, pembukaan rekening dan transaksi pembelian reksadana bagi investor,” kata dia. Kinerja positif juga dialami oleh fintech yang turut menjual produk reksadana, yaitu Pluang. Platform tersebut mencatat angka dana kelolaan dan transaksi tahunan di Pluang meningkat lebih dari enam kali lipat tanpa menyebut nilai transaksinya.
Baca Juga: Vonis Bentjok & Heru Hidayat: Bayar Uang Pengganti Rp 34,7 T, Tapi Bisa Tidak Dibayar Head of Corporate Communications Pluang Kartika Dewi mengatakan, reksadana pasar uang dan pendapatan tetap menjadi pilihan utama para pengguna kami. Kedua jenis produk investasi tersebut dinilai memberikan
return yang stabil dengan level risiko yang rendah. Oleh karenanya, Kartika melihat kedua produk tersebut masih menjadi pilihan yang banyak diminati oleh nasabah. Mengingat, masih ada ketidakpastian terkait kenaikan suku bunga saat ini. “Instrumen reksadana pasar uang dan pendapatan tetap relatif lebih menarik dan aman dibandingkan dengan instrumen investasi dengan risiko lebih tinggi, setidaknya selama semester pertama 2023,” kata Kartika.
Baca Juga: Bukan Blue Chip, Saham Lapis 2 Ini Paling Cuan Awal Tahun 2023, Masihkah Layak Beli? Di sisi lain, Kartika mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih terus meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan, salah satunya dengan menambahkan pilihan reksadana di dalam platform. Pluang juga baru saja meluncurkan lebih dari 15 produk reksadana baru di 2023, dari beberapa manajer investasi, seperti Sucorinvest, Eastspring, Batavia dan lainnya. “Kami mengkurasi produk reksa dana berdasarkan performa reksa dana tersebut, meliputi
market capitalization, return, pertumbuhan aset dan dana kelolaan,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati