KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, laju kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) berpotensi melambat dibanding tahun 2018. Lantas, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pun mungkin tertahan. Dampaknya, potensi bunga Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang tahun ini ikut menurun. Kemungkinan tersebut disadari oleh Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting. Menurutnya, konsensus ekonom maupun investor global saat ini mengarah pada kemungkinan Bank Sentral AS tidak menaikkan suku bunga sama sekali atau paling tidak hanya dua kali di tahun ini. "Pasar keuangan memang dinamis dan SBN merupakan instrumen investasi yang terkait dengan perkembangan pasar keuangan. Saat ini memang ada kecenderungan penurunan tingkat bunga untuk SBN dibandingkan waktu lalu misalnya saat kami menerbitkan Sukuk Tabungan di November," ujar Loto, Kamis (10/1).
Tren kenaikan suku bunga berotensi stagnan, bunga SBN bisa melandai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, laju kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) berpotensi melambat dibanding tahun 2018. Lantas, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pun mungkin tertahan. Dampaknya, potensi bunga Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang tahun ini ikut menurun. Kemungkinan tersebut disadari oleh Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting. Menurutnya, konsensus ekonom maupun investor global saat ini mengarah pada kemungkinan Bank Sentral AS tidak menaikkan suku bunga sama sekali atau paling tidak hanya dua kali di tahun ini. "Pasar keuangan memang dinamis dan SBN merupakan instrumen investasi yang terkait dengan perkembangan pasar keuangan. Saat ini memang ada kecenderungan penurunan tingkat bunga untuk SBN dibandingkan waktu lalu misalnya saat kami menerbitkan Sukuk Tabungan di November," ujar Loto, Kamis (10/1).