KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditekan sentimen penyebaran pandemi Covid-19, kinerja industri reksadana Tanah Air sepanjang 2020 cenderung lesu. Tren pelambatan tersebut diprediksi masih akan berlanjut hingga akhir 2020, terlebih jika aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terus diperpanjang. Data Infovesta Utama Selasa (1/7) menunjukkan kinerja reksadana saham mencatatkan penurunan yield paling banyak, sekitar 22,12% sejalan dengan penurunan IHSG. Selanjutnya, disusul penurunan reksadana campuran sebanyak 11,34%. Sebaliknya, kinerja reksadana pasar uang catatkan pertumbuhan 2,42%, diikuti reksadana pendapatan tetap tumbuh 2,41%. Didukung kenaikan indeks obligasi korporasi yang naik 2,47% dalam enam bulan terakhir, sedangkan obligasi korporasi tumbuh 2,04%.
Baca Juga: Reksadana pendapatan tetap bisa jadi pilihan investasi di sisa 2020 Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, kinerja industri reksadana sepanjang 2020 sebagian bisa dipengaruhi dampak pandemi Covid-19. "Kejatuhan terbesar terjadi di Maret dan April yang menyebabkan panic selling. Namun dalam dua bulan terakhir kondisinya sudah mulai membaik dan investor cenderung wait and see saat ini," kata Wawan kepada Kontan, Kamis (2/7). Selanjutnya, Wawan mengungkapkan bahwa pelaku pasar tengah menanti perkembangan aturan PSBB. Jika kebijakan tersebut masih diperpanjang, maka akan berpotensi menekan lebih dalam kinerja keuangan emiten dan tengah menjadi perhatian investor.