Tren kredit elektronik bertumbuh



JAKARTA. Meski menghadapi banyak kendala, bisnis pembiayaan elektronik diproyeksi masih bisa memberikan kinerja yang baik. FIF Spektra semisal, berhasil mencatatkan penyaluran kredit yang terbilang kinclong.

Direktur Utama FIF Spektra Darwan Tirtayasa menyebut, sampai Oktober 2016, perusahaan ini sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,8 triliun. Angka kredit yang disalurkan selama 10 bulan pertama tahun ini, tercatat lebih tinggi sekitar 19% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun yang lalu.

Sementara sepanjang 2016 ini, perusahaan ini menargetkan bisa mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 3 triliun. Artinya, realisasi sampai bulan lalu sudah menembus 93% dari target hingga akhir tahun ini.


Promosi jadi kunci

Pasar elektronik memang menghadapi pelemahan daya beli konsumen. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi belum berlari kencang. Namun FIF Spektra melakukan promosi untuk bisa menarik nasabah. "Kami juga menambah kerjasama dengan lebih banyak toko memperluas pasar," kata Darwan beberapa waktu lalu.

Pemain lain, PT Adira Dinamika Multifinance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan di segmen ini. Direktur Utama Adira Finance Willy S. Dharma menyebut, pembiayaan segmen durable Rp 500 miliar sampai September 2016. Perolehan ini jauh lebih subur dari sepanjang 2015 yang hanya Rp 270 miliar.

Tren pertumbuhan di pasar kredit durable diperkirakan masih tumbuh. Willy berharap hingga akhir tahun ini, perusahaan bisa menyalurkan kredit Rp 800 miliar. Segmen pembiayaan durable bagi Adira Finance masih mini. Dari total pembiayaan Rp 22,1 triliun, kontribusi pembiayaan durable baru 2,3%.

Namun trennya terus tumbuh. "Sehingga bisa jadi alternatif di tengah pasar pembiayaan otomotif yang sedang sulit," ungkap Willy.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebut secara industri 60% piutang pembiayaan adalah kredit otomotif. Akibatnya multifinance harus kreatif memaksimalkan potensi di pasar lain.

Selain pembiayaan elektronik, pasar yang masih cukup terbuka adalah pembiayaan sektor UMKM. Soalnya banyak pengusaha kecil dan mikro belum bisa mendapat kredit dari perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini